kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Saran ekonom ke pemerintah untuk cegah penyebaran wabah corona


Minggu, 15 Maret 2020 / 21:11 WIB
Saran ekonom ke pemerintah untuk cegah penyebaran wabah corona
ILUSTRASI. Cegah penyebaran corona, Baznas DKI lakukan penyemprotan desinfektan.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif virus corona (Covid-19) terus bertambah. Bahkan, sudah ada 117 kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga Minggu (15/3).

Meski terus bertambah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai pemerintah tak perlu terburu-buru melakukan lockdown atau mengunci akses masuk dan keluar dari sebuah daerah, khususnya DKI Jakarta. 

Bhima berpendapat, bila DKI Jakarta di-lockdown, maka hal ini bisa menimbulkan dampak buruk pada ekonomi. Ini dikarenakan arus barang yang terganggu. Sementara, sebagian besar bahan pangan Jakarta berasal dari luar daerah.

Baca Juga: Akibat corona, output ekspor alas kaki akan turun 20% di Februari-Maret 2020

"Jakarta menyumbang 20% total inflasi nasional, kalau barang susah masuk, terjadi kelangkaan pastinya inflasi nasional akan tembus di atas 4%-6%. Yang rugi adalah masyarakat sendiri," ujar Bhima kepada Kontan, Minggu (15/3).

Dia juga berpendapat, bila lockdown dilakukan di Jakarta, risiko yang ditimbulkan terlalu besar. Apalagi, 70% uang berputar di Jakarta. Menurutnya, ini akan memicu kepanikan di pasar keuangan. Indonesia juga bisa krisis bila kepanikan terjadi dan asing yang memutuskan keluar dari pasar obligasi. Pasalnya, 38% surat utang dipegang oleh asing.

Baca Juga: Cara sejumlah emiten migas dan tambang cegah penyebaran corona di lingkungan kerja

Bhima juga membandingkan lockdown yang dilakukan oleh China, Menurut dia, lockdown yang dilakukan di China hanya di Provinsi Hubei, diana itu merupakan episentrum wabah Covid-19. Sementara, Shanghai dan Beijing tidak di-lockdown. Menurut dia, Indonesia akan berbahaya bila mengikuti China, apalagi mengingat ekonomi Indoensia yang tidak sekuat China.

Sementara bila melihat Singapura, Bhima berpendapat kebijakan yang diterapkan negara tersebut sudah tepat karena yang dilakukan bukan lockdown, tetapi membatasi aktivitas warga lansia dan menunda acara yang melibatkan banyak orang.

"Jadi clear tidak perlu lockdown, dan penyebaran corona bisa dicegah dengan strategi yang tepat sasaran," kata Bhima.

Baca Juga: Ini yang perlu dilakukan pemerintah untuk cegah meluasnya wabah corona

Sebelumnya, Juru bicara penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengatakan pemerintah belum menjadikan opsi lockdown sebagai langkah penyelesaian penyebaran Covid-19.

"Kita tidak akan akan menutup suatu daerah dan membiarkan daerah itu mengalami penularan semuanya. Tetapi Yang harus kita lakukan adalah segara mencari sumber penyebaran dan isolasi," kata Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×