Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (25/11) pekan depan, Indonesia akan memeringati hari guru secara nasional. Pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan pesan sekaligus imbauan kepada seluruh guru di tanah air.
Pesan Mendikbud Nadiem ini disampaikan dalam teks pidato yang diunggah di laman resmi Kemendikbud Sabtu (23/11). "Besok dimanapun Anda berada lakukanlah perubahan kecil dari kelas Anda," seru Mendikbud Nadiem kepada guru seluruh Indonesia.
Baca Juga: Begini gaya berpakaian Mendikbud Nadiem Makarim yang hebohkan media sosial
Pertama, ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Kedua berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
Ketiga cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
Keempat, Mendikbud meminta guru menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Kelima, tawarkan bantuan kepada (sesama) guru yang sedang mengalami kesulitan.
"Apapun perubahan sekecil itu jika tetap guru yang melakukan secara serentak kapal besar bernama Indonesia pasti akan bergerak," kata Nadiem.
Pada pidato itu Nadiem menyebut setiap anak punya kebutuhan berbeda, tapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. "Anda ingin setiap murid terinspirasi, tapi tidak memberi kepercayaan kepada mereka untuk berinovasi," tandasnya.
Mendikbud menegaskan dirinya tidak akan membuat janji kosong kepada guru seluruh Indonesia. Ia yakin perubahan adalah hal yang sulit dan penuh ketidaknyamanan. "Satu hal yang pasti saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," katanya.
Namun Nadiem mengingatkan, perubahan tidak dapat dimulai dari atas karena semua berawal dan berakhir di guru. "Jangan menunggu aba-aba jangan menunggu perintah ambillah langkah pertama," imbau Mendikbud.
Pendiri perusahaan transportasi daring Gojek ini mengingatkan bahwa tugas guru adalah membentuk masa depan bangsa.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim mengaku suka dengan hal-hal rumit dan sulit
Meskipun ia sadar saat ini guru dan siswa lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. "Guru sebagai tugas termulia sekaligus tersulit," katanya.
Ia menyadari sejatinya seluruh guru ingin membantu murid yang tertinggal, tapi waktunya habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.
Guru juga memahami potensi anak tidak bisa diukur dengan hasil ujian tapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.
"Anda ingin mengajak murid ke luar kelas untuk belajar dari dunia sekitar, tapi kurikulum begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustrasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak bukan kemampuan menghafal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News