Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipastikan berdampak terhadap kinerja bisnis pelaku usaha, utamanya bagi pengusaha yang banyak melakukan impor barang.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, pelemahan nilai tukar ini akan berdampak pada naiknya harga jual. Hal ini karena biaya impor bertambah lantaran harus menyesuaikan dengan kurs yang ada.
“(Pelemahan nilai tukar) akan menjadikan harga jual harus menyesuaikan kurs utama yang ada komponen impornya. Efeknya pada penjualan akan menurun jumlahnya, karena daya beli masyarakat pasti menurun,” tutur Benny kepada Kontan.co.id, Selasa (24/10).
Baca Juga: Rupiah Melemah, Ini Penyebabnya Menurut Bank Indonesia
Selain itu, kata Benny, pengusaha juga diperkirakan akan mengurangi impor imbas permintaan masyarakat yang menurun.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kadin Indonesia Chandra Wahjudi mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah akan sangat berdampak bagi pelaku usaha khususnya yang melakukan impor barang.
“Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya berlebih mereka. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah, tentunya akan mempengaruhi daya beli terhadap barang impor dan juga berpotensi menyumbang kenaikan inflasi,” kata Chandra.
Dia berharap, kebijakan seperti Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (PP DHE SDA), dan juga dua instrumen Bank Indonesia (BI) yang baru, diharapkan dapat berdampak positif terhadap stabilitas dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap US dolar.
BI mengeluarkan instrumen baru yakni, penerbitan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) pada bulan November 2023 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News