Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ekonom dan analis pasar modal menilai desas-desus pergantian pejabat eselon I di Kementerian Keuangan dikhawatirkan akan membuat reaksi negatif dari investor pasar modal Indonesia jika ada perubahan signifikan dari kebijakan yang diambil ke depannya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh KONTAN, terdapat rotasi besar pada pejabat di Kemenkeu yang akan dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani atas arahan dan permintaan dari Presiden Prabowo Subianto. Adapun kabar yang mencuat adalah digesernya pejabat Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak saat ini yang diisi oleh Suryo Utomo akan digantikan oleh Bimo Wijayanto, serta mencuatnya sosok Letnan Jenderal TNI Djaka Budi Utama yang dinilai kuat menduduki posisi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai menggantikan Askolani.
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menilai dengan mencuatnya kabar pergantian pejabat dirjen pajak tersebut yang juga diisi orang militer aktif, kemungkinan ada potensi mendapat respons negatif dari pasar.
Baca Juga: Jadi Calon Kuat Dirjen Pajak, Bimo Wijayanto Punya Kekayaan Rp 6,67 Miliar
"Kita berharap jika ada reaksi negatif, tidaklah besar karena tidak bersentuhan langsung dengan bursa saham," ungkapnya kepada Kontan, Senin (19/5).
Banjaran berharap meski nantinya pergantian para pejabat dirjen pajak tersebut tidak sesuai yang diharapkan oleh pasar, namun ia berharap tidak akan berimbas pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
"Semoga era kenaikan indeks (IHSG) yang berturut-turut selama beberapa hari terakhir ini dapat terus berlanjut walaupun pergantian yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan pasar," ungkapnya.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai saat ini pasar modal cenderung bersikap wait and see terhadap isu rotasi pejabat eselon I di Kementerian Keuangan, khususnya penunjukan perwira militer aktif sebagai Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai.
"Dalam kondisi pasar yang sedang bullish, sentimen seperti ini mungkin belum memberikan dampak signifikan karena psikologi pasar sedang euphoria," ungkap Ekky kepada Kontan.
Namun, menurutnya penunjukan perwira militer aktif di posisi sipil strategis seperti ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, terutama terkait dengan langkah-langkah dari para pejabat baru ini dalam kinerja dan transparansi di instansi masing-masing.
Baca Juga: Kursi Dirjen Pajak Dikabarkan Bakal Diisi Orang Baru, Ini Sederet PR yang Menanti
"Seharusnya, dampaknya akan bersifat jangka pendek dan terbatas, kecuali ada perubahan kebijakan yang signifikan," ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat Keuangan dan Pasar Modal Budi Frensidy juga memperkirakan reaksi pasar masih akan wait and see dengan hasil kinerja yang didorong oleh para pejabat baru nantinya. Mengingat saat ini perhatian pasar lebih tertuju pada defisit penerimaan negara dari sisi pajak, yang artinya mereka lebih menunggu hasil kerja dari pejabat yang baru.
"Saya rasa pasar akan ada lagged respons (respons lambat) pasar. Kalau penerimaan negara mulai terlihat traksi naik 90 hari, apresiasi pasar otomatis akan diberikan, karena concern pasar sekarang andalan tren penurunan penerimaan lanjut," terang Budi.
Selanjutnya: Harga Emas Spot Naik 1,1% Senin (19/5) Malam, Terangkat Sentimen Safe Haven
Menarik Dibaca: ASRI dan Unilever Bersiap Edukasi 200.000 Murid dan Guru soal Sustainability
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News