Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Investasi/BKPM Rosan Roeslani menyebut negara-negara Eropa menunjukkan minat besar untuk menanamkan investasi di Indonesia, terutama pada sektor energi terbarukan dan kesehatan.
Hal ini disampaikannya setelah serangkaian pertemuan dengan perwakilan Uni Eropa, baik dari kalangan duta besar maupun sektor swasta.
“Dengan adanya CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) atau FTA (Free Trade Agreement) ini, kompetisi akan semakin besar. Biasanya volume perdagangan dan volume investasi akan terus meningkat ke depannya. Karena kedua negara sudah menyepakati sebagian besar flow of goods itu tidak lagi dikenakan tarif seperti biasanya,” ujar Rosan saat konferensi pers peresmian EU Investmen Desk di Gedung BKPM, Selasa (30/9).
Menurut Rosan, potensi kerja sama dengan negara-negara Eropa sudah terlihat nyata. Dari tahun 2020 sampai semester I-2025, investasi tetap tumbuh dengan rata-rata sekitar 15,3%, dengan total mencapai US$ 14,5 miliar.
Baca Juga: Menteri Rosan: Perusahaan Teknologi AS Oracle Bakal Investasi di Indonesia
Untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang lebih tinggi, Rosan menyebut pemerintah telah aktif berdialog.
“Kami bicara dengan Duta Besar Uni Eropa, kemudian juga dua kali mengadakan diskusi dengan seluruh dubes negara-negara Uni Eropa yang datang ke sini. Kami juga bertemu dengan private sector yang mengunjungi kami. Dari semua pertemuan itu, ternyata appetite-nya sangat-sangat besar,” kata Rosan.
Ia menegaskan, minat terbesar investor Eropa saat ini mengarah pada sektor energi terbarukan dan kesehatan.
“Terutama mengenai renewable energy (energi terbarukan) dan juga healthcare (pelayanan kesehatan). Industri kesehatan ini memang masih relatif tertinggal di Indonesia, sehingga menjadi salah satu fokus yang kita bicarakan,” ujarnya.
Rosan menjelaskan, pemerintah tidak hanya mendorong investasi yang masuk ke Indonesia, tetapi juga melihat potensi investasi keluar negeri.
“Kami ingin melihat potensi investasi ke negara-negara Eropa. Ada peluang besar outbound investment, misalnya di sektor pangan dan kesehatan. Dengan begitu, teknologi yang sudah maju di sana bisa kita terapkan juga di Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga: Rosan: Prajogo Pangestu dan Grup Djarum Berminat Beli Patriot Bond Danantara
Untuk memfasilitasi aliran investasi tersebut, pemerintah menghadirkan EU Investment Desk. Menurut Rosan, fasilitas ini bukan sekadar tempat mencari informasi, tetapi juga sarana agar kebijakan bisa tersampaikan dengan lebih efektif.
“Desk ini sifatnya tidak pasif. Bukan hanya menunggu untuk memberikan informasi setelah diminta, tapi harus bekerja aktif. Jadi, apabila ada informasi penting dari negara-negara Uni Eropa bisa segera disampaikan ke kami. Sebaliknya, kebijakan dari Indonesia, terutama yang menunjang iklim investasi, juga akan kami sampaikan,” tegasnya.
Dengan adanya Investment Desk ini, Rosan berharap kebijakan yang dibuat untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia benar-benar bisa dipahami, diterapkan, dan dimanfaatkan oleh para investor.
Selanjutnya: Proyek Waste of Energy Berjalan, Produsen Listrik Swasta Ungkap Potensi Bergabung
Menarik Dibaca: 4 Zodiak yang Berhati Lembut tapi Tangguh, Ada Scorpio!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News