kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rosalina: Orang Cikeas ingin proyek Hambalang


Selasa, 03 Desember 2013 / 16:12 WIB
Rosalina: Orang Cikeas ingin proyek Hambalang
ILUSTRASI. Sirsak bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.


Sumber: TribunNews.co | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Silvya Soleha alias Ibu Pur, Kepala Rumah Tangga Cikeas (keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) diungkapkan ikut campur dalam skandal proyek Hambalang.

Fakta itu dibeberkan Mindo Rosalina Manulang, mantan Direktur Marketing Permai Group, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, ketika bersaksi dalam sidang terdakwa Hambalang, Deddy Kusdinar di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Rosa awalnya menuturkan, pembicaraan soal proyek Hambalang sudah pernah terjadi sejak tahun 2009. Anggaran yang direncakan sebesar Rp1 triliun sampai Rp2 triliun.

Menurut Rosa, bosnya yakni Nazaruddin, pernah mengatakan bahwa proyek Hambalang bayak diperebutkan sejumlah pihak.

"Jadi ada beberapa kubu. Nazar ingin, Anas ingin, Andi ingin melalui adiknya si Choel, dan terus ada Ibu Pur juga ingin," kata Rosa di depan majelis hakim Pengadilan Tipikor.

Kendati demikian, Rosa mengaku tak tahu Ibu Pur ini mewakili siapa. Yang jelas, terang dia, Ibu Pur di Hambalang itu khusus untuk pengadaannya saja.

Awalnya kata Rosa, Nazaruddin marah-marah karena sudah mengucurkan Rp20 miliar ke Kemepora melalui Sesmenpora saat itu Wafid Muharam tetapi perusahaannya tidak mendapat pengerjaan fisik Hambalang. Hanya mendapat proyek Wisma Atlet.

Kemudian Nazaruddin memerintahkan Rosa untuk meminta pengembalian uang Rp10 miliar kepada Wafid.

"Kata Pak Nazar bilang ke Wafid kita tidak dapat fisik ambil alat. 'Rp10 miliar tidak usah kembali hitung di akhir. Jadi Wafid tidak usah, balikin aja yang Rp10 miliar'. Setelah saya ketemu Pak Wafid, dia bilang 'mohon maaf Ibu Pur sudah ke sini.' Sudah ke Pak Wafid, peralatan itu Ibu Pur juga pingin," kata Rosa.

Mendengar kesaksian itu, Penasihat Hukum terdakwa Deddy Kusdinar, Syamsul Huda langsung mencecar Rosa soal sosok Ibu Pur.

"Ibu Pur itu siapa?" Tanya Samsyul.

"Dia Kepala Rumah Tangga Cikeas. Lalu saya sampaikan ke Pak Nazar, Pak kata Dia (Wafid) ada Ibu Pur dari cikeas pengen peralatan itu. Pak Nazar kemudian bilang, besoknya sudah kau bereskan mundur aja," jawab Rosa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×