kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Risiko global susut, lokal mengganjal


Senin, 24 Desember 2012 / 12:00 WIB
Risiko global susut, lokal mengganjal
ILUSTRASI. Intip kurs dollar rupiah di BRI jelang tengah hari ini, Jumat 10 September 2021. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah tak terlalu risau dengan dampak risiko eksternal. Pasalnya, meskipun belum bisa 100% pulih, ekonomi global menapaki optimisme tahun depan.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, mengungkapkan, yang perlu menjadi perhatian Indonesia adalah dua masalah lokal yang masih mengganjal.

Pertama adalah angka subsidi energi khususnya bahan bakar minyak yang berpotensi membengkak lagi di tahun depan. Kedua adalah belum berakhirnya masalah ketenagakerjaan antara pengusaha dan pekerja, baik itu masalah pengupahan maupun ketidakpastian status tenaga kerja kontrak maupun tenaga alih daya atawa outsourcing.

Armida menjelaskan optimisme perbaikan ekonomi global terlihat dari beberapa outlook yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan internasional. Misalnya, Bank Dunia, yang optimistis ekonomi China bisa tumbuh sebesar 8,4% tahun depan.

Armida juga mengaku mendapat penjelasan dari Piroska M Nagy, Kepala Ekonom Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) yang menyatakan, saat ini, Eropa sudah sepakat menangani krisis.Misalnya dengan menyatukan fungsi pengawasan perbankan di Eropa di bawah Bank Sentral Eropa (ECB).

"Semoga kesepakatan ini memperbaiki pengelolaan utang di kawasan tersebut supaya cepat pulih," tuturnya. Sedangkan untuk menyelesaikan masalah dalam negeri, Indonesia harus mencari cara mengurangi subsidi BBM. apakah dengan membatasi pemakaian atau menaikkan harga. Sementara masalah buruh bisa dilakukan dengan mencari jalan keluar bersama antara buruh dan pengusaha.

Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri menambahkan, masalah lain yang perlu diperhatikan agar ekonomi Indonesia tumbuh berkualitas adalah meningkatkan daya saing. "Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan kepada pekerja Indonesia agar memiliki keahlian lebih baik dan bisa meningkatkan produktivitas," katanya.

Terakhir, pemerintah juga harus konsisten dengan kebijakannya bisa terlaksana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×