Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno yakin PT Pertamina (Persero) mampu mendanai alih kelola Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Alih kelola itu ditaksir membutuhkan investasi 2,5 miliar dollar AS per tahun atau setara Rp 32,5 triliun per tahun (kurs Rp 13.000).
Ditemui di sela-sela buka puasa bersama di kediamannya Widya Candra, Jakarta, Rini menuturkan, saat ini valuasi Blok Mahakam tengah dihitung. Investasi yang dibutuhkan cukup besar, yakni Rp 32,5 triliun per tahun. Terhadap hal ini, Rini mengakui tidak tertutup kemungkinan BUMN Migas tersebut akan melakukan pinjaman. “Mungkin ada pinjaman. Balance sheet Pertamina masih cukup baik untuk bisa menambah pinjaman itu. Jadi saya rasa tidak ada masalah,” ucap Rini, Sabtu (20/6).
Kini valuasi Mahakam tengah dihitung oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Jadi, itu diselesaikan dulu. Tapi, kalau dalam kemampuan mendapatkan pembiayaan, saya enggak ragu. Pasti dapat dilakukan,” imbuh Rini.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto menuturkan, perseroan berharap menemukan cadangan baru di sekitar Blok Mahakam dengan cara melakukan investasi untuk pengeboran (drilling) blok yang ada maupun ekspansi terhadap blok yang belum tereksplorasi. “Kita perkirakan investasi tersebut mencapai 2,5 miliar dollar AS per tahun. Cadangannya akan berlangsung sampai 20 tahun yang akan datang, sampai dengan kontrak habis,” kata Dwi, Jumat (19/6).
Dwi menjelaskan, setelah ditandatanganinya terms of condition, perseroan akan melakukan beberapa aktivitas di antaranya pengadaan barang dan jasa penunjang operasi, pergantian sistem teknologi informasi, hingga peralihan status sumber daya manusia (SDM). “Dari sisi SDM kami sampaikan, kami melakukan pemantauan dan sounding terhadap pekerja di Blok Mahakam. Nanti, ketika Pertamina masuk mereka akan menjadi karyawan Pertamina,” kata Dwi. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News