kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ribuan warga dievakuasi dari Pulau Palue


Minggu, 11 Agustus 2013 / 16:01 WIB
Ribuan warga dievakuasi dari Pulau Palue
ILUSTRASI. Genjer bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tulang.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Ribuan warga Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah dievakuasi keluar dari pulau itu, menyusul letusan Gunung Rokatenda pada Sabtu (10/8), dan menyebabkan tiga orang meninggal dan dua lainnya hilang.

Evakuasi warga itu dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal motor milik masyarakat dan dibantu kapal milik TNI Angkatan Laut, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tini Tadeus, Minggu (11/8).

Ia mengemukakan hal itu, berkaitan upaya penyelamatan terhadap warga Pulau Palue, menyusul letusan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka.

Letusan dasyat yang terjadi pada sekitar 04.00 Wita itu, juga mengakibatkan hujan abu menutupi di tiga desa terdekat yakni Desa Tuanggeo, Rokirole dan Nitunglea, Kecamatan Palue.

"Belum ada data pasti mengenai jumlah warga yang sudah dievakuasi maupun keluar sendiri dari Pulau Palue untuk mengungsi, tetapi diperkirakan sudah mencapai ribuan orang, karena proses evakuasi sudah berlangsung sejak Sabtu," katanya.

Dia mengakui proses evakuasi tidak bisa berlangsung cepat karena selain masih ada warga yang enggan meninggalkan kampung halaman. Selain itu pelayaran dari Pulau Palue menuju ibukota Kabupaten Sikka membutuhkan waktu sekitar tujuh jam.

"Memang ada speed boat yang lebih cepat. Hanya butuh 3-4 jam bisa tiba di Pulau Palue, tetapi disiagakan untuk menangani hal-hal yang  darurat," katanya.

Menurut dia, warga yang sudah dievakuasi maupun yang meninggalkan kampung halaman sendiri, saat ini menempati transito di Kota Maumere dan sejumlah lokasi di Kabupaten Ende.

"Lebih banyak di Maurole, Ropa, Haewora dan Dondo, wilayah di pantai utara Flores, Kabuoaten Ende. Wilayah-wilayah ini menjadi pilihan karena jaraknya lebih dekat dengan Pulau Palue," katanya.

Gunung Rokatenda merupakan gunung berapi komposit (stratovolcano) yang pernah meletus pada 2 dan 3 Februari 2013.

Gunung Rokatenda atau juga disebut Gunung Paluweh adalah sebuah gunung api yang terletak di Pulau Palue, sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Gunung yang bertipe strato itu merupakan lokasi tertinggi di Pulau Palue dengan ketinggian 875 mdpl. Gunung ini secara geografis terletak di koordinat 121° 42’ bujur timur dan 8° 19’ lintang selatan.

Letusan terhebat terjadi pada 4 Agustus-25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempa vulkanik. Penduduk Palu’e saat itu sebanyak 266 jiwa.

Letusan terakhir terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak.

Setelah 20 tahun (1985--2005) senyap, pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda kembali menunjukkan aktivitasnya. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×