kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Banjir dan longsor mengancam hingga April 2013


Kamis, 27 Desember 2012 / 21:18 WIB
Banjir dan longsor mengancam hingga April 2013
ILUSTRASI. Rupiah diperkirakan bergerak menguat karena data domestik yang positif seperti proyeksi neraca dagang hingga cadangan devisa.


Reporter: Yudho Winarto |

JAKARTA. Banjir dan longsor berpotensi terjadi hingga April 2013. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi puncak banjir dan longsor akan terjadi antara Januari 2013-Februari 2013.

"Sebanyak 315 kabupaten/kota dengan 60,9 juta jiwa tinggal di daerah rawan sedang sampai tinggi untuk banjir di Indonesia," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Kamis (27/12).

Sedangkan untuk longsor terdapat 270 kabupaten/kota dengan 124 juta jiwa tinggal di daerah rawan sedang-tinggi longsor. Sutopo menuturkan, banjir lahar dingin berpotensi melanda kawasan Gunung Merapi, Gamalama, Bromo, Lokon dan Soputan hingga Maret 2013. Ada 77 juta m3 material lahar dingin di Merapi.

Tidak hanya ancaman banjir dan longsor, sejumlah bencana alam pun mengancam di tahun depan. Misalnya, ancaman kebakaran lahan dan hutan selama musim kemarau yang berpotensi terjadi di 8 provinsi langganan, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

"Kekeringan berpotensi terjadi selama Agustus-Oktober di Jawa, Bali, NTT dan daerah-daerah yang defisit air," katanya.

Sementara itu, gempa bumi dan tsunami belum dapat diprediksi secara pasti kapan, besarannya, dan di mana akan terjadi. Erupsi gunung api juga tidak dapat diprediksi untuk jangka panjang. Saat ini terdapat 6 gunung status Siaga/Level III yaitu Raung, Rokatenda, Sangeangapi, Lokon, Karangetang, Ijen dan 13 status Waspada/Level II.
 
Namun berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB) dari tahun 1825-2012, jumlah korban meninggal dan hilang akibat bencana geologi lebih banyak dibandingkan hidrometeorologi. Dari 292.330 orang  meninggal dan hilang, sekitar 74% akibat bencana geologi sedangkan 26% bencana hidrometeorologi dan lainnya.
 
"Dengan kondisi tersebut, dihimbau masyarakat siap siaga. Jikalau ingin selamat, bersiaplah menghadapi bencana. Bencana datang ketika kita tidak siap," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×