Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Peringkat Indonesia naik dalam jajaran negara dengan ekonomi terbesar dunia. Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mencatat, peringkat Indonesia meningkat ke posisi 7 dengan ekonomi terbesar dunia pada Januari 2025 ini.
Peningkatan tersebut berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP). Sebelumnya pada 2024 Indonesia berada di peringkat ke 8 ekonomi terbesar dunia.
Meski demikian, Ekonom Center of Reform on Economic atau CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan, sejalan dengan proyeksi IMF tersebut, yang perlu diperhatikan pemerintah kualitas dari pertumbuhan PDB Indonesia.
Pasalnya, kata Yusuf, angka ketimpangan di Indonesia masih relatif tinggi sehingga angka PDB yang mengukur secara agregat tersebut belum bersifat inklusif untuk semua kelompok golongan.
“Serta upaya untuk menurunkan tingkat ketimpangan, saya kira juga merupakan upaya untuk mempertahankan pembangunan ekonomi dalam jangka panjang,” tutur Yusuf kepada Kontan, Rabu (29/1).
Baca Juga: Komisi XI DPR RI Dorong Kabinet Merah Putih Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ketimpangan pendapatan penduduk Indonesia atau gini ratio makin melebar. Pada bulan September 2024 angkanya meningkat menjadi 0,381, dari Maret 2024 yang sebesar 0,379. Nah, semakin tinggi nilai gini ratio, maka semakin tinggi ketimpangan.
Adapun bila berbicara terkait peringkat, Yusuf menilai peringkat Indonesia berdasarkan perhitungan IMF bisa meningkat. Syaratnya, harus meningkatkan struktur PDB itu sendiri.
Struktur PDB terdiri dari tiga lapangan usaha terbesar yang menyumbang terhadap total PDB. Mulai dari industri manufaktur, pertanian dan perkebunan serta perdagangan.
Namun, menurutnya untuk mempertahankan pertumbuhan ketiga sektor tersebut bukan hal yang mudah. Pasalnya, saat ini industri manufaktur dalam negeri tengah dihadapkan pada permasalahan desain, terbatasnya investasi dan juga permasalahan fundamental atau struktural seperti ekosistem investasi ataupun stabilitas politik dalam jangka panjang.
Meski demikian, Ia menilai fokus pemerintah sebenarnya bukan pada peringkat IMF, namun bagaimana upaya pemerintah yang diarahkan untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan itu sendiri.
“Hal-hal seperti mendorong kembali industrialisasi dan juga memperhatikan aspek-aspek pembangunan yang berkaitan dengan kualitas pertumbuhan relatif lebih penting terutama saat ini,” terangnya.
Sebagai catatan, Yusuf menambahkan, peringkat IMF ini mempunyai keterbatasan karena hanya mengukur satu aspek saja. Aspek lain seperti kualitas pertumbuhan itu tidak diukur dan ini yang kemudian tidak menggambarkan secara keseluruhan kualitas dari perekonomian secara umum di Indonesia.
Sebagai informasi, dalam kurun lima tahun terakhir tersebut atau sejak 2019 hingga 2025 ini Indonesia berhasil menyalip Brasil dan Prancis yang saat ini peringkatnya menurun.
Pada Januari 2025 ini, urutan pertama dipertahankan oleh China dengan capaian PDB senilai US$ 39,44 triliun. Di posisi kedua adalah Amerika Serikat (AS) dengan capaian PDB senilai US$ 30,34 triliun. Disusul, India yang berada di posisi ketiga dengan PDB sebesar US$ 17,36 triliun.
Di posisi keempat Rusia dengan capaian PDB sebesar US$ 7,13 triliun. Kelima ada Jepang dengan PDB sebesar US$ 6,77 triliun. Di posisi keenam ada Jerman dengan PDB sebesar US$ 6,17 triliun.
Baca Juga: IMF: Indonesia Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar di Posisi ke 7 Dunia
Untuk Indonesia berada di posisi ketujuh dengan PDB sebesar US$ 4,98 triliun. Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan PDB dari 2019 yang kala itu berada di urutan ke 10 dengan PDB sebesar US$ 3,27 triliun.
Selanjutnya, pada 2020 posisi Indonesia menjadi peringkat 9 dengan PDB sebesar US$ 3,22 triliun, 2021 turun menjadi peringkat 10 menjadi US$ 3,53 triliun. Kemudian, pada 2022 naik lagi ke peringkat 9 menjadi US$ 3,98 triliun, pada 2023 naik ke peringkat 8 menjadi US$ 4,33 triliun, pada 2024 tetap di peringkat 8 sebesar US$ 4,66 triliun, dan awal 2025 naik ke peringkat 7 menjadi US$ 4,98 triliun.
Lebih lanjut, di posisi kedelapan adalah Brasil dengan capaian PDB sebesar US$ 4,89 triliun. Kesembilan adalah Prancis dengan PDB sebesar US$ 4,49 triliun, dan United Kingdom (UK) dengan PDB sebesar US$ 4,42 triliun berada di posisi kesepuluh.
Selanjutnya: Incar Pertumbuhan Positif, Prodia Widyahusada Siapkan Strategi Ini pada Tahun 2025
Menarik Dibaca: 8 Buah Sehat yang Bagus untuk Dikonsumsi Penderita Diabetes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News