Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) mencatat, Indonesia berada posisi ke 7 ekonomi terbesar di dunia, pada Selasa (28/1). Namun, posisi ini tetap bertahan bila dibandingkan dengan 2022 lalu.
Peringkat tersebut berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP) pada 2024.
Di posisi pertama ada China yang dipertahankan posisi dengan capaian PDB senilai US$ 39,44 triliun. Di posisi kedua adalah Amerika Serikat (AS) dengan capaian PDB senilai US$ 30,34 triliun. Disusul, India yang berada di posisi ketiga dengan PDB sebesar US$ 17,36 triliun.
Selanjutnya, di posisi keempat Rusia dengan capaian PDB sebesar US$ 7,13 triliun. Berikutnya ada Jepang dengan PDB sebesar US$ 6,77 triliun dan diikuti Indonesia dengan PDB sebesar US$ 4,98 triliun.
Kemudian, di posisi kedelapan adalah Brasil dengan capaian PDB sebesar US$ 4,89 triliun. Kesembilan adalah Prancis dengan PDB sebesar US$ 4,49 triliun, dan United Kingdom (UK) dengan PDB sebesar US$ 4,42 triliun di posisi kesepuluh.
Baca Juga: Waspada Utang Pemerintah Bisa Melonjak Imbas Kebijakan Trump
IMF menilai, Indonesia berhasil mencapai posisi kedelapan mencerminkan pertumbuhan yang signifikan di tengah tantangan global.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat hingga 2030 mendatang. Meski begitu tantangan perekonomian global tetap perlu diwaspadai.
Deputi Gubernur BI Aida S Budiman menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan terus tumbuh. Prediksi BI dalam dua tahun ke depan, yakni pada 2025 akan mencapai 4,7%-5,5% meski turun dari proyeksi sebelumnya. Namun pada 2026 meningkat menjadi kisaran 4,8%-5,5%.
“Ke depannya pertumbuhan ekonomi kita akan tumbuh terus, sumbernya dari konsumsi, investasi, dan bagaimana kinerja ekspor. Bahkan dalam jangka menengah, positifnya ada menunjukan tren peningkatan,” tutur Aida dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024, Rabu (22/1).
Meski begitu, Aida mengungkapkan kewaspadaan perlu dilakukan mengingat kondisi global masih tidak pasti. Namun kuncinya adalah sinergi agar terjadi transformasi ekonomi nasional.
Selanjutnya: Japan's Nikkei Falls Over 1% as Chip-Related Shares Track Nasdaq Lower
Menarik Dibaca: Film Penantian Buah Hati, Lyora Tayang Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News