Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi lembaga pemeringkat yang mempertahankan peringkat utang dan outlook Indonesia.
Baru saja awal pekan ini, lembaga Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang Indonesia di level BBB dengan outlook stabil. Ini menunjukkan bahwa lembaga tersebut optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah.
Dengan melihat kondisi tersebut, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) melihat ada kemungkinan lembaga pemeringkat lain menaikkan peringkat maupun outlook Indonesia.
David menyebut, salah satu yang paling mungkin mengerek peringkat utang dan outlook Indonesia adalah lembaga pemeringkat Rating and Investment Information (R&I).
Ini seiring dengan lembaga tersebut yang pada Juli 2023 menaikkan outlook Indonesia menjadi positif.
Selain melihat kondisi perekonomian Indonesia, David juga mengungkapkan optimismenya ini seiring dengan pola yang ditunjukkan oleh lembaga pemeringkat.
"Biasanya, lembaga pemeringkat ini menaikkan outlook dulu, baru kemudian peringkat utang. R&I kan kemarin sudah, jadi paling mungkin R&I tahun depan meningkatkan peringkat utang Indonesia," terang David kepada Kontan.co.id, Selasa (5/9).
Baca Juga: Kabar Baik! Fitch Tahan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB
Namun, David juga memberi catatan. Hal ini mungkin terjadi, bila tidak ada tantangan global atau domestik yang signifikan, yang kemudian menurunkan laju perekonomian Indonesia. Bila ini terjadi, tentu Indonesia akan mendapatkan keuntungan.
Pertama, potensi penurunan cost of fund (biaya pembiayaan). Bila peringkat maupun outlook utang membaik, maka persepsi investor terhadap Inodnesia juga akan makin baik.
Ini akan mendorong premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia, yang kemudian mendoorng imbal hasil surat berhagra negara (SBN) menjadi lebih rendah.
"Bila ini terjadi, maka cost of fund akan lebih murah. Sehingga, beban utang Indonesia bisa lebih ringan," tambah David.
Kedua, dana asing akan makin moncer masuk ke tanah air. Sehingga, ini bermuara pada meningkatnya stabiliitas nilai tukar rupiah.
Dengan peluang tersebut, maka David yakin optimisme pemerintah dan BI membawa nilai tukar rupiah bergerak dilevel Rp 15.000 per dolar AS pada tahun depan akan tercapai.
Baca Juga: Defisit Anggaran 2024 Menyempit, Peringkat Outlook Utang RI Berpeluang Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News