Reporter: Riendy Astria | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi membutuhkan dana sebesar Rp 10 triliun untuk merevitalisasi 237 Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia. Revitalisasi ini untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi pencari kerja.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengklaim 85% lulusan BLK langsung diserap pasar. Karena itu, dia menilai, revitalisasi BLK ini sebagai cara efektif untuk menekan angka pengangguran. “Dengan program yang terintregasi di BLK, kami yakin lulusan-lulusan di BLK akan berkompeten,” jelasnya, Jumat (7/10).
Cuma, Muhaimin mengakui ada keterbataran anggaran untuk merevitalisasi BLK ini. Oleh karena itu, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrais berharap pelatihan BLK bisa menjadi sub program pada sistem pendidikan nasional sehingga anggarannya bisa ditambah dari pos pendidikan.
Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tahun ini ada 237 jumlah BLK yang beroperasi. Rinciannya, sebanyak 195 yang merupakan BLK Industri, 18 BLK Transmigrasi dan 24 Balai Pengembangan Produktivitas.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengelola 18 balai latihan yang terdiri dari 11 BLK Industri, enam BLK Transmigrasi dan satu Balai Pengembangan Produktivitas. Lalu, ada 58 BLK yang belum beroperasi. Jika seluruhnya sudah beroperasi, maka seluruhnya akan menjadi 313 balai latihan yang juga diselenggarakan oleh lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPSK) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News