Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menambah libur lebaran tahun 2018 masih tarik ulur. Meski begitu, para pengusaha logistik menilai penambahan libur lebaran bisa berdampak pada bisnisnya.
Pasalnya, perpanjangan libur lebaran akan berdampak pada pergerseran larangan lintasan truk pada masa mudik lebaran yang bisa beimbas pada kenaikan biaya logistik.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, tahun ini larangan untuk lintasan truk pada bulan lebaran sudah ditetapkan pada 13 Juni-14 Juni dan pada tanggal 22 Juni-23 Juni. Namun mengingat pemerintah terus mengkaji libur lebaran bagi pegawai negerinya, maka jadwal tersebut berpotensi bergeser.
Karena itu, larangan operasional lintas truk juga dapat terpangaruh. Akibatnya, biaya logistik bisa bertambah.
"Bila memang iya, kita jadi harus melemburkan orang kalau masih kerja dan jadi ada biaya tambahan yang harus ditanggung," kata Kyatmaja kepada Kontan.co.id, Selasa (1/5).
Namun sebelum ada putusan akhir soal libur lebaran yang diketok pemerintah, maka masa larangan lintas truk masih mengambang.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Senin (30/4) mengatakan pada sisi logistik seharusnya tidak mengalami perubahan, lantaran pelabuhan Tanjung Priok pada hari libur masih akan beroperasi. "Kalau logistik saya sudah koordinasikan. Karena walau itu libur, Priok itu tetap jalan," jelasnya.
Budi menegaskan, bila bandara bisa terus beroperasi, maka pelabuhan juga bakal terus berjalan. Namun ia tidak berkomentar jauh mengenai sektor logistik darat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News