Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, dalam laporannya Bank Dunia menilai berbagai faktor akibat eskalasi pandemi Covid-19, seperti pembatasan mobilitas, peningkatan risiko kesehatan, dan pelemahan ekonomi global telah memberikan tekanan terhadap permintaan domestik, baik aktivitas konsumsi maupun investasi.
Sementara itu, kondisi permintaan domestik yang masih relatif lemah tersebut menahan indikator makro lainnya tetap terjaga, yakni inflasi sebesar 2,1% dan defisit neraca transaksi berjalan sekitar 1,3% terhadap PDB.
Di tahun 2021-2022, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan melalui proses pemulihan meskipun masih dibayangi risiko dan tantangan terkait keberhasilan penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga: World Bank proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik hanya 0,9%
Pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 diprediksi berada dalam rentang 3% yoy sampai dengan 4,4% yoy dan di tahun 2022 sebesar 5,1% yoy.
Angka perkiraan tersebut mempertimbangkan adanya dampak baseline yang rendah, serta adanya penurunan potensi pertumbuhan minus 0,6 poin persentase (percentage point) dibandingkan kondisi sebelum pandemi, konsekuensi dari investasi dan produktivitas yang lebih rendah.
Selanjutnya: Penjelasan Gubernur BI terkait kelanjutan burden sharing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News