kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Respons pemerintah terkait prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Bank Dunia


Selasa, 29 September 2020 / 15:09 WIB
Respons pemerintah terkait prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Bank Dunia
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2020).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus 1,6% year on year (yoy) hingga minus 2% yoy di akhir tahun 2020. Proyeksi ini makin buruk dari konsensus yang dikeluarkan pada Juni lalu yakni 0%.

Bank Dunia menilai, pemerintah Indonesia perlu mengatasi lonjakan kemiskinan dengan memperkuat perlindungan sosial.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pandemi covid-19 telah menyebabkan angka kemiskinan naik menjadi 9,8% di Maret 2020. Angka kemiskinan ini mengembalikan level kemiskinan Indonesia seperti pada dua tahun silam.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu Nathan mengatakan, sebagai respons pemerintah, mayoritas masyarakat kelompok 40% pendapatan terendah telah mendapat dukungan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), baik dalam bentuk perlindungan, bantuan/pembiayaan usaha, maupun subsidi listrik.

Baca Juga: Bank Dunia pesimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi minus 2% di 2020

Adapun, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 203,9 triliun atau sekitar 0,9% terhadap produk domestik bruto (PDB) untuk perlindungan sosial. Adapun sampai dengan 16 September 202 realisasi perlindungan sosial sebesar Rp 134,45 triliun atau sama dengan 65,94% dari pagu.

Febrio berdalih, bantuan ini bahkan tidak hanya menyasar masyarakat 40% terbawah namun juga kelas menengah yang terdampak melalui berbagai program, seperti program Kartu Pra Kerja dan program Padat Karya.

Hanya saja belum ada redesign program perlindungan sosial yang dibuat oleh Kemenkeu

Selain sebelumnya memperpanjang jangka waktu stimulus sampai dengan Desember 2020, dan memberikan subsidi gaji karyawan serta bantuan langsung tunai (BLT) produktif untuk usaha mikro.

“Menanggapi publikasi Bank Dunia tersebut, pemerintah memandang hal ini sebagai catatan dan masukan penting dalam upaya mendorong efektivitas implementasi dan evaluasi program pemulihan ekonomi nasional baik dalam penanganan pandemi maupun implementasi program-program dukungan pemerintah terhadap masyarakat dan dunia usaha,” kata Febrio dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Selasa (29/9).

Baca Juga: Wamenkeu Suahasil: Ekonomi kuartal III-2020 akan membaik

Febrio menambahkan, secara umum outlook Bank Dunia ini masih sejalan dengan asesmen pemerintah terkini yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam rentang minus 0,6% yoy hingga minus 1,7% yoy.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×