kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Realisasi subsidi BBM dan listrik membengkak


Kamis, 03 Januari 2013 / 15:48 WIB
Realisasi subsidi BBM dan listrik membengkak
ILUSTRASI. Pabrik?PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC)


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Tingginya konsumsi BBM bersubsidi pada tahun 2012 lalu membuat realisasi anggaran subsidi BBM membengkak. Hingga akhir tahun, realisasi subsidi BBM mencapai Rp 211,9 triliun.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto menjelaskan per 28 Desember 2012 realisasi anggaran subsidi BBM mencapai Rp 211,9 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 137,4 triliun.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui realisasi anggaran subsidi BBM tahun 2012 memang cukup tinggi, mencapai Rp 211,9 triliun. "Kalau melihat jumlah kuotanya, realisasi subsidi sebesar Rp 211,9 triliun itu akan dibayarkan di tahun 2012, dan sisanya akan di carry over ke tahun 2013 setelah selesai auditnya," ujarnya Kamis (3/1).

Sementara itu, realisasi subsidi listrik per 28 Desember 2012 sebesar Rp 94,6 triliun atau lebih tinggi ketimbang pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 65 triliun. Agus Suprijanto menuturkan, subsidi listrik memang agak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan semula pemerintah memperkirakan realisasi anggaran subsidi listrik hingga akhir tahun 2012 bisa mencapai Rp 89,1 triliun. Namun, rupanya pertumbuhan konsumsi listrik tahun ini jauh tinggi dari yang diperkirakan.

Menurut Bambang, dalam APBNP 2012 pemerintah memperkirakan pertumbuhan konsumsi listrik tahun 2012 sebesar 7%. "Tapi ternyata pertumbuhan (konsumsinya) hampir 10%. Kalau pertumbuhannya di atas perkiraan, maka kemungkinan subsidi akan naik," katanya.

Untuk BBM bersubsidi, dalam APBNP 2012 pemerintah mengalokasikan kuota subsidi BBM sebesar 40 juta kilo liter dengan anggaran sebesar Rp 137,4 triliun. Namun, pada Oktober 2012 pemerintah telah mendapat persetujuan Badan Anggaran DPR untuk menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 4,04 juta kilo liter.

Anggaran tambahan yang digelontorkan untuk subsidi BBM kala itu sebesar Rp 79,47 triliun. Pada saat yang bersamaan, Banggar DPR juga menyetujui penggunaan anggaran cadangan subsidi energi dalam APBNP 2012 sebesar Rp 23 triliun untuk menambal pembengkakan subsidi listrik tahun 2012.

Menjelang akhir tahun, Banggar DPR kembali mengabulkan permohonan pemerintah untuk menambah lagi kuota BBM bersubsidi sebesar 1,23 juta kilo liter. Pemerintah memperkirakan anggaran tambahan untuk kuota ini sekitar Rp 6 triliun.

Catatan saja, berdasarkan laporan Pertamina dari total kuota BBM bersubsidi tahun 2012 sebesar 45,27 juta kilo liter, hingga akhir tahun 2012 masih ada sisa kuota BBM bersubsidi sekitar 77.000 kilo liter.

Sebelumnya, Menkeu menjelaskan meningkatnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) membuat anggaran subsidi energi yang di dalam APBNP 2012 ditetapkan sebesar Rp 202,4 triliun membengkak menjadi Rp 305,9 triliun. Nah, "Sumber dana yang akan digunakan untuk pembayaran itu diantaranya dari tambahan penerimaan migas, penghematan subsidi non energi, penghematan belanja yang tidak terserap optimal, dan cadangan risiko energi," jelasnya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×