kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.466   54,00   0,33%
  • IDX 6.369   -150,22   -2,30%
  • KOMPAS100 923   -26,14   -2,75%
  • LQ45 723   -14,43   -1,96%
  • ISSI 196   -6,58   -3,25%
  • IDX30 377   -4,77   -1,25%
  • IDXHIDIV20 454   -7,64   -1,66%
  • IDX80 105   -2,49   -2,32%
  • IDXV30 108   -2,72   -2,46%
  • IDXQ30 124   -1,18   -0,94%

Realisasi nol, Bea Cukai minta BMDTP dihapus


Minggu, 02 Desember 2012 / 14:51 WIB
Realisasi nol, Bea Cukai minta BMDTP dihapus
ILUSTRASI. Aplikasi digital banking Maybank2u atau M2U dari Maybank Indonesia.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can

JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meminta insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) dihapus. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono beralasan tidak ada pengusaha yang memanfaatkan insentif tersebut.

Tahun ini, pemerintah menyediakan insentif BMDTP hingga Rp 600 miliar. Namun, Agus mengatakan, hingga 23 November lalu, fasilitas itu belum terserap sama sekali.

Agung menduga ada beberapa masalah mengapa insentif itu belum terpakai.  Pertama, adanya pemberlakuan zona perdagangan bebas (FTA) di beberapa kawasan yang menerapkan  penurunan sampai pembebasan tarif bea masuk.
"Ketika bea masuk barangnya sudah nol, ngapain harus ngurus permohonan," kata Agung pekan kemarin.
 
Masalah lainnya adalah waktu penerbitan BMDTP.  Menurut Agung, seringkali penerbitan aturan pelaksanaan penggunaan BMDTP tidak sesuai dengan jadwal impor barang yang dimiliki oleh pengusaha. Akibatnya, banyak pengusaha yang terpaksa harus mengimpor barang terlebih dahulu ketimbang harus menunggu surat keputusan penggunaan BMDTP keluar.

Pengusaha menuding tidak terealisasinya insentif BMDTP karena pemerintah tidak serius memberikan insentif dan kemudahan. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Moneter, Fiskal dan Kebijakan Publik Hariyadi Sukamdani mengatakan ketidak serius ini terlihat dari keterlambatan pemerintah dalam menerbitkan peraturan teknis. "BMDTP ini pelaksanaannya seperti seperti penyerapan anggaran, dikeber setelah mau akhir tahun, ya akhirnya menjadi tidak jelas prioritasnya," kata Hariyadi, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×