kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Realisasi investasi turun, Sri Mulyani siap dukung lewat berbagai kebijakan


Rabu, 31 Oktober 2018 / 06:17 WIB
Realisasi investasi turun, Sri Mulyani siap dukung lewat berbagai kebijakan
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, terjadi penurunan realisasi investasi di Indonesia pada kuartal-III 2018. Merujuk data BKPM, realisasi investasi di kuartal III hanya sebesar Rp 173,8 triliun atau turun 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 176,6 triliun.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, seluruh kementerian terkait maupun pemerintah daerah (pemda) akan terus bekerjasama dan bekerja keras untuk meningkatkan investasi. “Biar bagaimanapun investasi adalah satu sumber yang sangat penting untuk berbagai hal,” kata dia di Gedung DPR, Selasa (30/10).

Sri Mulyani mengatakan, investasi penting untuk pertama, menciptakan kesempatan kerja dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Kedua, meningkatkan jumlah modal yang masuk ke Indonesia atau menciptakan nilai tambah yang makin produktif.

“Jadi sangat penting bagaimana pemerintah menjaga momentum perbaikan dari iklim investasi, tidak hanya di pusat tapi juga di daerah dari seluruh kementerian dan lembaga,” lanjutnya.

Dari sisi Kemkeu, Sri Mulyani menyatakan siap mendukung investasi melalui berbagai kebijakan seperti yang telah dilakukan sejauh ini. Antara lain, kebijakan tax holiday dan tax allowance yang menurutnya telah terbukti meningkatkan penanaman modal asing (PMA). “Dalam enam bulan, kebijakan tersebut sudah mencapai investasi PMA maupun PMDN sekitar Rp 160 triliun. Kita harapkan momentumnya akan terus diperbaiki,” kata dia.

Kemkeu, lanjut Sri Mulyani, juga mendukung kebijakan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk membuat sektor-sektor prioritas. “Apakah itu pariwisata, manufaktur, atau sektor-sektor yang sifatnya hulu, kami akan menyiapkan agar instrumen keuangan negara selalu siap dan bisa digunakan secara tepat,” ujarnya.

Sementara, Kepala BKF Suahasil Nazara menjelaskan, penurunan realisasi PMA sepanjang kuartal ketiga tidak lepas dari dinamika perekonomian global. “(Perekonomian) Globalnya saat ini sedang turun, kesediaan melakukan investasi ikut turun. Kemudian ekspor yang kita kirim kalau globalnya turun juga ikut turun. Perekonomian AS membaik, uang di emerging market berkurang,” kata dia.

“Jadi, kalau sekarang kita lihat investasi itu berkurang ke negara berkembang, itu karena global sedang bergerak dan itu akan kena ke kita. Kebijakan-kebijakan yang dibuat itu untuk membereskan ‘rumah kita’ sambil menunggu eksternal pulih,” tandas Suahasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×