Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi hingga September 2023 atau kuartal III-2023 diprediksi tidak akan sekencang kinerja pada tahun lalu.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan, realisasi investasi pada kuartal III-2023 hanya tumbuh 30% year on year (YoY), atau lebih rendah dibandingkan kuartal III-2022 yang tumbuh 42,1%.
Bhima bilang, realisasi investasi pada periode tersebut masih akan bertumpu pada komoditas olahan primer yang berorientasi pada ekspor. Menurutnya, daerah di luar Pulau Jawa masih akan memberikan sumbangan realisasi investasi yang tinggi pada periode laporan.
"Memang kita masih akan melihat daerah-daerah penghasil nikel atau olahan hilirisasi di Sulawesi misalnya, Kemudian di Maluku. Indonesia bagian timur atau luar pulau Jawa ini masih memberikan sumbangan realisasi investasi yang tinggi pada kuartal III," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).
Baca Juga: IBC Akan Tambah Kepemilikan Saham di Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Karawang
Selain itu, ia melihat, investasi di sektor industri besi baja dan juga industri makanan minuman (mamin) akan menyumbang realisasi investasi pada kuartal III-2023. Apalagi saat ini menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 permintaan makanan dan minuman diproyeksikan meningkat.
"Ini (industri mamin) juga menopang realisasi investasi kuartal III-2023," katanya.
Kendati begitu, Bhima mengakui realisasi investasi pada kuartal III-2023 ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan semester I-2023. Hanya saja, masih ada beberapa faktor yang menjadi perhatian para investor untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.
Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi eksternal yakni konflik geopolitik Rusia-Ukraina, kenaikan harga atau biaya produksi, tren kenaikan suku bunga, serta adanya tekanan pada permintaan barang-barang terutama yang berorientasi pada ekspor ke China.
"Itu yang menjadi salah satu penghambat realisasi investasi kuartal III-2023," terang Bhima.
Dengan berbagai kondisi tersebut, Bhima menilai pemerintah akan sulit mengejar target investasi pada tahun ini yang sebesar Rp 1.400 triliun.
"Overall sampai akhir tahun sepertinya target realisasi investasi masih belum mencapai ya, ada kenaikan ada pertumbuhan. Tapi untuk mencapai targetnya sepertinya masih belum," imbuhnya.
Sebagai informasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi pada periode Januari hingga Juni 2023 telah mencapai Rp 678,7 triliun, atau 48,5% dari target investasi tahun 2023 yang senilai Rp 1.400 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meyakini target investasi pada tahun ini yang diberikan Presiden Joko Widodo bisa tercapai.
"Jadi Alhamdulilah, saya optimis bisa mencapai Rp 1.400 triliun. Mohon doa lah," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (22/7).
Asal tahu saja, rencananya Bahlil akan mengumumkan langsung pencapaian realisasi investasi kuartal III-2023 pada Jumat (20/3) mendatang.
Baca Juga: Menteri Bahlil: 70% Warga Pasir Panjang Rempang Siap Pindah ke Tanjung Banun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News