Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi pada kuartal I-2022 mengalami kenaikan 12,5% menjadi Rp 241,6 triliun dari sebelumnya Rp 214,7 triliun.
Adapun, realisasi investasi sebesar Rp 241,6 triliun tersebut terdiri dari, Penanaman Moda Asing (PMA) sebesar Rp 122,3 triliun (50,6 persen) dan Penanaman Modal Dalam Negeri Rp 119,3 triliun (49,4%).
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, jika melihat dari pertumbuhan realisasi investasi pada kuartal I-2022 ini meningkat relatif signifikan jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mampu mencapai pertumbuhan 4-5%.
“Hal ini ditambah dengan indikator pemulihan ekonomi lain seperti misalnya IKK, PMI , hingga indeks penjualan riil yang posisi di kuartal I-2022 lebih baik jika dibandingkan pada kuartal I-2021,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Rabu (27/4).
Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi direspons oleh industri atau pelaku usaha dengan meningkatkan investasi kapasitas produksi.
Baca Juga: Sentimen Eksternal Masih Menekan Rupiah
Di sisi lain, pertumbuhan realisasi investasi tidak begitu terpengaruh dengan penyebaran omicron di awal tahun seiring dengan diperbolehkannya beberapa industri bisa tetap beroperasi dengan menjalankan protokol kesehatan.
Sehingga atas dasar ini, Yusuf mengatakan bahwa dorongan sumbangan pertumbuhan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 akan meningkat jika dibandingkan pada tahun lalu.
“Kami proyesikkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/investasi bisa tumbuh di kisaran 2,5%,” tandasnya.
Senada dengan Yusuf, Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Faisal Rachman berharap investasi akan terus meningkat di tahun ini seiring dengan konsumsi yang terus pulih di tengah membaiknya mobilitas masyarakat yang didorong oleh pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan program vaksinasi.
“Investasi diperkirakan akan melanjutkan siklus kenaikan,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (27/4).
Baca Juga: Menteri Bahlil Yakin Perang Rusia-Ukraina Tidak Berdampak ke Investasi di Indonesia
Selain itu kata Faisal, agenda reformasi struktural juga akan memberikan manfaat bagi investasi di sektor-sektor berpengganda tinggi, seperti sektor manufaktur dan konstruksi.
“Momentum investasi juga akan didukung oleh reformasi berkelanjutan di sektor hilir sumber daya ayam karena reformasi tersebut berhasil menarik investasi yang signifikan ke sektor logam dasar yang kemudian mendukung kinerja ekspor Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Mudik dan Pembangunan Daerah
Selain itu, sektor-sektor seperti informasi, komunikasi dan teknologi juga akan tetap menggiurkan bagi investor mengingat pemerintah berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dalam PDB berdasarkan pengeluaran pada tahun 2022 dapat meningkat sebesar 5-6%,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News