Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah mencatat realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 sampai dengan semester I sebesar 1,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan realisasi defisit semester I tahun 2016 yang mencapai 1,82% dari PDB.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, masih mininya realisasi defisit anggaran di pertengahan tahun 2017 disebabkan karena pemerintah masih mampu menjaga dengan aman rasio utang terhadap PDB. "Defisit anggaran masih terjaga pada kisaran 1,29% terhadap PDB," ungkapnya, akhir pekan lalu.
Berdasarkan perkembangan realisasi pendapatan dan belanja negara sampai dengan semester I - 2017, defisit anggaran mencapai sebesar Rp 175,07 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2016, realisasi defisit anggaran mencapai Rp 230,67 triliun. Artinya realisasi tahun ini defisit anggaran tahun ini lebih rendah sekitar 35% dari defisit anggaran semester I -2016.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, walau realisasi defisit APBN 2017 masih sebesar 1,29% PDB, namun jika pemerintah kemudian menargetkan total defisit sampai akhir tahun sebesar 2,67% dari PDB, cukup menghawatirkan. Sebab, dia bilang, realisasi defisit anggaran kerap lebih tinggi dari target yang dipatok pemerintah.
Dalam APBN 2017, pemerintah menargetkan defisit 2,41% dari PDB. Angka itu kemudian direvisi dalam Rancangan Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017 menjadi 2,92% dari PDB. Namun pemerintah realisasi defisit hanya 2,67% karena penyerapan anggaran tidak sampai 100%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News