kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ratu Atut masih dibayangi tiga kasus korupsi lagi


Senin, 23 Desember 2013 / 10:21 WIB
Ratu Atut masih dibayangi tiga kasus korupsi lagi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi pada kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (2/6/2022). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah tampaknya akan terus berurusan dengan penegak hukum sekaliber Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa tahun ke depan.

Sebab, dugaan suap penanganan perkara Pilkada Lebak Banten, di Mahkamah Konstitusi ternyata baru sebagai permulaan untuk politisi senior Partai Golkar tersebut.

Ada tiga kasus dugaan korupsi lagi yang membayangi orang nomor satu di Banten tersebut saat ini. Di antaranya kasus dugaan korupsi pada proyek pengadaan alat kesehatan di Tangerang Selatan dan Provinsi Banten, serta dugaan korupsi bantuan sosial Provinsi Banten.

Pada perkara suap Pilkada Lebak Banten, Atut ditetapkan sebagai tersangka bersama-sama dengan adik kandungnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, menyuap Ketua MK saat itu, Akil Mochtar.

Baru mulai menjalani proses hukum itu, KPK justru sudah sepakat menjadikan Ratu Atut sebagai tersangka dalam kasus Alkes Banten, namun belum ada surat perintah dimulainya penyidikan (sprindik).

Sementara kasus korupsi bansos Banten, dimana Atut juga sang pengambil kebijakannya di daerah itu, segera masuk ke tingkat penyelidikan.

"Iya, sudah selesai di tingkat pengaduan masyarakat. Kemudian disampaikan ke tingkat penyelidikan, tapi belum ada sprinlidik (surat perintah dimulainya penyelidikan). Kami tinggal lakukan penyelidikan," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, Senin (23/12/2013).

Apakah kasus itu juga bisa menjerat keluarga Atut yang lain, Johan menjawab diplomatis.

"Jadi kami menyelidiki apa yang terjadi di bansos. Bukan bidik-membidik orang," kata Johan. (Edwin Firdaus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×