Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) pertama di 2018. Rapat dua hari ini akan digelar pada Rabu (17/1) dan Kamis (18/1).
Analis memprediksi, BI masih akan menahan suku bunga acuan, sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Saat ini, acuan BI, 7-day reverse repo rate berada di level 4,25%.
Analis semesta Indovest Aditya Perdana Putra meyakini, tak banyak perubahan dibahas dalam pertemuan BI pekan depan. Prediksi ini didasari atas beberapa pertimbangan dari dalam dan luar negeri.
Salah satunya, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang dinilai belum akan mengeluarkan banyak kebijakan baru. Desember 2017 lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi 1,2% - 1,5%. “Mereka juga masih mendiskusikan pajak korporasi AS yang turun,” lanjut Aditya.
Meski sentimen dari luar negeri aman, kondisi dalam negeri menurut Aditya cukup rawan. Hingga awal Januari kondisi makro ekonomi menurutnya masih stabil. Rupiah pun dinilai Aditya cukup terjaga.
“Secara day on day rupiah masih stabil, tapi secara year on year terlihat tren penurunan,” tambah Aditya.
Namun demikian, pertengahan Januari mulai ada isu soal kenaikan harga beras yang salah satunya dipicu oleh cuaca. Jika kenaikan harga beras terus berlanjut, Aditya melihat adanya resiko inflasi di Januari 2018. Namun, ia melihat besarnya maish akan dibawah 1%. Selain itu, ia optimis pemerintah masih bisa mengendalikan inflasi, salah atunya dengan membuka kran impor beras.
“Kalau menurut BI (inflasi) agak terlalu tinggi, di dua bulan kedepan bisa saja ada influence suku bunga. Kita lihat dulu mungkin triwulan I-2018. Tapi saat ini indikator makro masih stabil. Kita lihat pemerintah menahan harga BBM dan tarif dasar listrik, ini yg membuat inflasi terjaga,” ujar Aditya, Sabtu (13/1).
Melihat pertimbangan di atas, Aditya memperkirakan BI masih tetap akan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-days repo rate di 4,25%. Menurutnya hal ini sesuai dengan prediksi dan ekspektasi pelaku pasar modal. “Asing sendiri melihatnya sama, posisi susku bunga stay di level saat ini, mereka juga memperkirakan, kalau nanti ada kenaikan tidak lebih dari 2 kali di 2018 untuk BI rate,” lanjutnya.
Dengan kondisi suku bunga yang menurut Aditya tergolong rendah, dia percaya performa sektor perbankan akan membaik. Aktvitas kredit bisa terus ditingkatkan. “Tidak ada alasan untuk tidak memicu kredit di awal tahun. Ditambah lagi komodita sjuga naik,” tuturnya.
Adapun sepanjang tahun ini Aditya memperkirakan suku bunga acuan BI akan naik maksimal 2 kali, sekali di semester I-2018 dan satu lainnya di semester II-2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News