kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ramalan ekonom: Pengangguran akan melonjak 10% tahun ini


Sabtu, 11 Juli 2020 / 08:09 WIB
Ramalan ekonom: Pengangguran akan melonjak 10% tahun ini
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung perkantoran di Tangerang Selatan, Rabu (13/5). Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) mengharapkan bantuan pemerintah terkait dampak pandemi Covid-19, dengan adanya kebijakan sektor keuan


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam laporan tertulis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Employment Outlook 2020 mengatakan tingkat pengangguran di tahun 2020 lebih besar dibandingkan krisis tahun 2008. Lantaran tahun ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang menimpa berbagai negara.

OECD mencatat, tingkat pengangguran pada bulan Febuari 2020 berada di angka 5,2%. Kemudian pada Mei 2020 di angka 8,4%. Adapun di bulan April juga terjadi peningkatan 3,0 poin persentase pada bulan menjadi 8,5%, tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Jika melihat di Indonesia yang juga terdampak akibat pandemi Covid-19 meski tak bekerja sama dengan OECD, juga turut merasakan peningkatan pengangguran akibat pandemi.

Ekonom IKS, Eric Sugandi memprediksi, di Indonesia juga akan mengalami peningkatan pengangguran hingga 8-10% di tahun ini jika dibandingkan tahun lalu yang hanya 5,3%.

Baca Juga: Jumlah pengangguran di Indonesia diramal bertambah 9 juta orang di tahun ini

Sebab, akibat pandemi ini, Indonesia juga menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang menghambat kegiatan produksi dan ekonomi. Terhambatnya kegiatan itu, mengakibatkan banyak terjadinya PHK dan perusahaan yang berhenti beroperasi.

“Melambatnya aktivitas produksi karena PSBB dan melemahnya permintaan konsumsi, dan bangkrutnya perusahaan juga menurunnya permintaan membuat banyak orang yang kehilangan lapangan kerja,” Jelas Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (10/7).

Untuk itu, dengan proyeksi pengangguran yang meningkat di tahun ini, Eric menyarankan agar sektor perekonomian harus dibuka secara bertahap sebab rumah tangga tidak selamanya dapat menggunakan tabungan dan menggantungkan diri pada bansos dan BLT.

“Meski pemerintah memang sudah membuka 9 sektor. Tapi tentu mesti memperhatikan kondisi wabah Covid-19 juga,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×