kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rajutan Pesan Paus Fransiskus Selama Berkunjung di Indonesia


Jumat, 06 September 2024 / 12:49 WIB
Rajutan Pesan Paus Fransiskus Selama Berkunjung di Indonesia
ILUSTRASI. Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) menyapa jemaat dari mobil Maung MV3 saat memasuki area Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjalanan apostolik Paus Fransiskus di Indonesia telah resmi berakhir. Kini, pemimpin umat katolik dunia tersebut melanjutkan perjalanannya ke Papua Nugini.

Dalam lawatannya selama empat hari tiga malam, beberapa pesan dilontarkan Paus Fransiskus untuk masyarakat Indonesia. Baik itu secara verbal maupun non verbal.

Pesan yang berulang kali dilontarkan adalah terkait bagaimana bisa menjaga sebuah perbedaan. Maklum, Indonesia termasuk negara yang memiliki perbedaan, mulai dari suku, budaya, hingga agama.

Misalnya, ketika berbicara di Istana Negara pada Rabu (4/9), Paus berpandangan bahwa ketegangan-ketegangan dengan unsur kekerasan timbul di dalam negara-negara karena mereka yang berkuasa ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka. 

“Bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berkaitan,” ujarnya.

Baca Juga: Paus Fransiskus Carter Pesawat Garuda Indonesia (GIAA) Menuju Papua Nugini

Ia bilang terlepas dari kebijakan-kebijakan yang mengesankan, terdapat juga kurangnya komitmen yang berorientasi ke depan untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan sosial. 

Akibatnya, sebagian besar umat manusia terpinggirkan, tanpa sarana untuk menjalani hidup yang bermartabat dan tanpa perlindungan dari ketimpangan sosial yang serius dan bertumbuh, yang memicu konflik-konflik yang parah.

Pesan terkait menghargai perbedaan juga kembali dilontarkan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, keesokan harinya. Dalam kunjungannya tersebut, ia sempat menyinggung Indonesia yang merupakan negara dengan tambang emas terbesar.

Hanya saja, ia menegaskan itu bukan merupakan harta yang paling berharga bagi Indonesia. Melainkan, perbedaan yang di rajut dengan kerukunan.

“Ketahuilah bahwa harta yang paling berharga adalah kemauan agar perbedaan tidak menjadi alasan untuk bertikai,” ujar orang nomor satu di Vatikan tersebut.

Paus Fransiskus pun berpesan agar masyarakat Indonesia bisa mewariskan kerukunan dalam perbedaan ini bagi kaum muda. Ia mengingatkan agar tidak ada seorang pun yang terjerumus dalam kekerasan.

Baca Juga: Ini Terjemahan Lengkap Khotbah Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung Di GBK

Lebih lanjut, saat memimpin misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Paus Fransiskus kembali mengingatkan agar tidak lelah untuk membangun masyarakat yang lebih adil, untuk melangkah maju di jalan perdamaian dan dialog.

Meskipun, Ia tak menampik kadang-kadang ada perasaan tidak mampu sehingga merasakan beratnya komitmen yang begitu besar yang tidak selalu membuahkan hasil yang diharapkan.

“Janganlah lelah bermimpi dan membangun lagi sebuah peradaban perdamaian! Beranilah selalu untuk mengimpikan persaudaraan!,” tandasnya.

Anak-anak Jadi Bintang Utama

Tak hanya pesan yang secara gamblang disampaikan Paus Fransiskus, beberapa pesan tak tersirat pun turut ditampilkan oleh dirinya. Di mana, hal tersebut terlihat dalam segala aktivitasnya selama di Indonesia.

Salah satu yang paling mencolok adalah perjumpaannya dengan anak-anak kecil. Maklum, dalam beberapa kesempatan, Paus Fransiskus selalu berpesan bahwa apa yang perlu dilakukan masa sekarang adalah untuk warisan anak-anak di masa mendatang.

Anak-anak memang telah menjadi bintang utama dalam kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia. Beberapa kali, dirinya menghentikan mobil untuk sekedar memberkati atau memberi buah tangan kepada anak-anak.

Salah seorang yang beruntung adalah Baim yang mendapatkan kesempatan untuk memberikan karangan bunga ke Paus Fransiskus saat berkunjung ke Masjid Istiqlal. Baim adalah seorang muslim.

Sepanjang acara, ia pun selalu tersenyum sambil melihat foto-fotonya ketika berinteraksi dengan Paus Fransiskus.

“Orangnya baik banget,” ujar Baim secara spontan.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Terima Kasih kepada Presiden Jokowi dan Rakyat Indonesia

Saat Paus Fransiskus hendak kembali ke mobilnya untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya, Baim pun kembali mendekati mobil Paus Fransiskus. Namun, karena tugasnya sudah selesai, ia tak berani mendekat ke Paus Fransiskus.

Salah seorang pasukan pengaman dari Vatikan pun menyadari keinginan Baim. Ia pun mengundang Baim ke posisi yang lebih dekat untuk berinteraksi kembali dengan Paus Fransiskus.

Dalam kesempatan keduanya untuk berinteraksi dengan Paus Fransiskus, Baim pun memberanikan diri untuk memeluk tokoh agama Katolik tersebut. Pelukan tersebut disambut baik oleh Paus Fransiskus dengan senyum khasnya.

“Dikasih permen nih,” ujar Baim setelah kembali ke ibunya yang mendampingi.

Cerita Baim menjadi salah satu cerita dari anak-anak lainnya yang juga bisa berinteraksi dengan Paus Fransiskus. Baik itu di jalan atau di tempat-tempat yang dikunjungi oleh The Smiling Pope.

Terima Kasih dan Sampai Jumpa Kembali!

Alhasil, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pun menyisakan kesan bagi banyak orang. Baik itu yang bisa berinteraksi langsung, maupun hanya melihatnya.

Salah satunya datang dari tokoh agama Islam di Indonesia, Habib Jafar yang ikut datang ketika Paus Fransiskus berkunjung di Masjid Istiqlal. Hanya saja, ia tak berinteraksi langsung dengan Paus Fransiskus.

Habib Jafar bilang dirinya sangat berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas pelajaran tentang kesederhanaannya kepada Indonesia. Ia mengaku bisa merasakan nilai-nilai yang selama ini dihidupi oleh Paus Fransiskus. 

“Yang itu tentu satu pesan yang penting, secara praktis dan riil, khususnya, bukan hanya kepada pemimpin agama dan pemimpin negara, tapi juga kepada kita anak muda, yang sering kali sekarang terjebak dalam hedonisme,” ujarnya.

Baca Juga: Peruri Luncurkan Prangko Seri Khusus Sambut Kedatangan Paus Fransiskus

Ia berpandangan Paus Fransiskus merupakan sosok yang inspiratif dan kedatangannya ke Indonesia akan menjadi ingatan kolektif bagi masyarakat Indonesia, khususnya hubungan antar umat beragama.

Salah seorang pendamping Paus Fransiskus saat memimpin misa akbar, Diakon Bernardinus Andrian mengungkapkan bahwa dirinya bersyukur bisa berkesempatan untuk ikut ambil bagian dalam sejarah ini. Di mana, ia melihat Paus Fransiskus bisa memberikan teladan kesederhanaan bagi masyarakat Indonesia.

“Kesederhanaan dan belas kasih yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus mengena di hati,” ujar Pria asal Bandung tersebut.

Rasa gembira pun juga turut dirasakan oleh Indera Sembiring Sinaga, salah satu umat Katolik yang berasal dari Bekasi. Ia merasa sangat beruntung bisa ikut dalam misa akbar bersama Paus Fransiskus.

Menurutnya, ini bakal menjadi pengalaman tak terlupakan dalam sepanjang hidupnya. Dan ia berharap semoga pesan-pesan yang dibawa Paus Fransiskus dalam kunjungannya ini benar-benar terealisasi.

“Semoga toleransi di Indonesia benar-benar terwujud dan mudah-mudahan bisa ketemu Paus di Roma,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×