Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ragu dengan pesanan permintaan dari luar negeri, optimisme pebisnis menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkiraan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan III-2018 sebesar 106,05. Angka ini lebih kecil dari triwulan II-2018 yang sebesar 112,82.
“Kami tanyakan persepsi pengusaha di triwulan III. Masih di atas 100, masih optimistis. Tapi, ada sedikit kurang optimismenya kalau dibandingkan triwulan II-2018,” kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (6/8).
Ia menjelaskan, dari komponennya, terlihat bahwa dunia usaha berhadap order dari dalam negeri masih kuat, yakni di angka 119,27. Namun, dunia usaha agak ragu dengan order dari luar negeri terlihat dari indeks yang di bawah 100, yakni 99,52.
Sementara, untuk harga jual produk dan order barang input, pengusaha masih cukup optimistis karena masih tercatat masing-masing 104,64 dan 100,79.
Dari sisi sektor, perkiraan para pengusaha, kondisi bisnis pada seluruh kategori lapangan usaha diperkirakan di triwulan III terus tumbuh. Kecuali untuk sektor transportasi dan pergudangan dan sektor jasa lainnya yang cenderung stagnan.
“Yang agak pas-pasan adalah transportasi dan pergudangan, sebesar 100,38. Ini bisa dimaklumi karena transportasi bergerak bagus di triwulan II didukung Lebaran,” kata Suhariyanto.
Kondisi bisnis yang membaik dan optimisme pelaku bisnis tertinggi pada triwulan II-2018 sendiri terjadi pada kategori lapangan usaha pengadaan listrik dan gas. Sementara itu, kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha real estate. Hal ini pula yang menyebabkan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada triwulan II-2018 turun secara kuartalan, yakni dari 7,95% ke 5,87%.
“ITB kuartal II bagus banget. Penyebabnya bisa dilacak dari produk domestik bruto (PDB) secara quartal to quartal (qtq). Cukup bagus sebesar 112,82,” kata Suhariyanto
Meski begitu, secara keseluruhan, seluruh komponen pembentuk ITB pada triwulan II-2018 tumbuh bagus. Dari komponen pendapatan usaha, penggunaan kapasitas usaha, dan rata-rata jumlah jam kerja mencatatkan sebesar 122,98, 114,60, dan 100,89. “Kalau dilacak berdasarkan lapangan usaha, yang bagus adalah pengadaan listrik dan gas. Sementara, real estate tumbuh paling bawah yakni 101,96,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News