kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya 7 juta pengguna aktif, Halodoc jalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan


Kamis, 10 Oktober 2019 / 15:06 WIB
Punya 7 juta pengguna aktif, Halodoc jalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan
ILUSTRASI. Aplikasi kesehatan Halodoc


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan (startup) penyedia layanan berbasis teknologi kesehatan, Halodoc menandatangani MoU (memorandum of understanding) dengan BPJS Kesehatan untuk mengembangkan layanan kesehatan berbasis digital.

Lewat kerjasama ini, BPJS Kesehatan dan Halodoc ingin memperluas akses dan memperbaiki layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. 

Baca Juga: Gara-gara unggah foto Joker, BPJS Kesehatan dapat somasi dari komunitas ODGJ

"Kehadiran teknologi memberi peluang besar untuk mempercepat serta memperluas akses dan layanan bagi masyarakat. Kita harus menciptakan ekosistem digital di sektor kesehatan yang kondusif dan inklusif bagi berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia,” ungkap Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kamis (10/10).

Saat ini, Halodoc telah memiliki 7 juta pengguna aktif di seluruh Indonesia. Aplikasi kesehatan ini mencatat lebih dari 50% pengguna Halodoc merupakan penduduk luar Pulau Jawa, sebanyak 74% tinggal di luar Jakarta dan Surabaya.

Kehadiran teknologi mampu menghadirkan kesetaraan akses dan layanan kesehatan bagi masyarakat di berbagai penjuru wilayah Indonesia. 

CEO Halodoc, Jonathan Sudharta menjelaskan bahwa sejak awal didirikan Halodoc fokus memberikan akses kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat.

Ia mengungkapkan, kerjasama dengan BPJS Kesehatan membuka kesempatan bagi Halodoc untuk memperluas akses dan layanan kesehatan yang tidak hanya terpusat di kota-kota besar, melainkan menjangkau masyarakat di daerah terpencil.  

Baca Juga: Metro Hospitals Cikupa tidak sekadar mengganti nama

“Poin utamanya adalah soal teknologi dalam bentuk aplikasi. Ketika seseorang diberi kemudahan akses kesehatan lewat teknologi yang sama, ternyata kebutuhannya sama. Kalau kita lihat, akses yang diberikan Halodoc hampir sama, baik buat masyarakat Jakarta maupun daerah terpencil. Dari situ, kita bisa lihat kalau penerimaan Halodoc di berbagai wilayah Indonesia cukup baik karena memang kebutuhannya ada,” jelas Jonathan dalam jumpa pers di Hotel Hermitage, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).



TERBARU

[X]
×