kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Puncak inflasi diprediksi terjadi pada Juni, meski harga tiket pesawat sudah turun


Selasa, 14 Mei 2019 / 18:48 WIB
Puncak inflasi diprediksi terjadi pada Juni, meski harga tiket pesawat sudah turun


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan penurunan tarif batas atas tiket pesawat mulai dari 12% hingga 16%. Kebijakan tersebut untuk mengatasi harga tiket pesawat yang melambung tinggi sejak awal tahun, hingga memicu kenaikan inflasi pada April lalu.

Kendati begitu, kebijakan penurunan tarif batas atas tiket pesawat diprediksi tak serta merta menahan laju kenaikan inflasi periode mendatang, khususnya di bulan Mei dan Juni. Pasalnya, pasca berlakunya aturan tarif batas atas yang baru ini pada 15 Mei nanti, harga tiket maskapai pesawat diyakini tak akan turun secara signifikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi April secara bulanan mencapai 0,44%. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,28% dengan andil 0,05% pada inflasi keseluruhan.

Sementara, kelompok bahan makanan, terutama bumbu masak, mencatatkan inflasi 1,45% secara bulanan dengan andil 0,31%. Penyebabnya kenaikan harga bawang merah, bawang putih, cabai merah, ayam, telur ayam ras, hingga tomat sayur.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listyanto menilai, lonjakan inflasi dari kelompok transportasi kemungkinan besar masih akan berlanjut. Sebab, belum ada tanda penurunan harga tiket pesawat yang signifikan di tengah tingkat permintaan yang makin tinggi menjelang hari raya Lebaran.

"Begitu juga dengan bahan pangan yang sudah melonjak inflasinya sejak April. Di Mei harga bahan pangan tetap tinggi karena ada momentum awal puasa sehingga ada lonjakan harga," terang Eko, Selasa (14/5).

Eko memperkirakan, inflasi Mei akan mencapai sekitar 0,5% secara bulanan lantaran kenaikan harga pada bahan pangan dan transportasi.

Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah juga bilang, tekanan kenaikan inflasi pada kelompok bahan pangan dan transportasi akan terus berlanjut pada Mei.

"Prediksinya, inflasi Mei di kisaran yang relatif sama dengan bulan lalu yaitu 0,45% - 0,55% secara bulanan," ujar Piter, Selasa (14/5).

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memprediksi kenaikan inflasi Mei utamanya disumbang oleh kelompok bahan pangan, transportasi, dan pakaian. Ia menghitung, tingkat inflasi akan mencapai sekitar 0,5%-1% sepanjang Mei.

Sementara, BPS mencatat inflasi Mei tahun 2018 hanya sebesar 0,21% secara bulanan. Disumbang antara lain oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,21% dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,18%.

Puncak Inflasi di Juni

Adapun, Eko memperingatkan potensi lonjakan inflasi mencapai puncaknya pada bulan Juni. Selain faktor historis, lonjakan inflasi kemungkinan besar terjadi lantaran dipicu persoalan harga tiket pesawat pada tahun ini.

Tahun lalu, Eko menjelaskan, inflasi umum pada Juni sebesar 0,59% secara bulanan. Kenaikan harga pada kelompok bahan makanan cukup berhasil ditekan sehingga hanya mencatat inflasi 0,88% mom.

"Tapi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru naik inflasinya 1,50% di saat pemerintah lebih fokus mengendalikan harga bahan pangan waktu itu," ujar Eko.

Berkaca dari pengalaman dan tren tersebut, Eko menyoroti potensi kenaikan inflasi yang tinggi pada sektor transportasi melebihi capaian tahun lalu. Selain tiket pesawat, harga tiket moda transportasi lainnya juga akan naik secara serentak sehingga memicu inflasi naik menuju puncaknya pada periode tersebut.

Di sisi lain, angka inflasi April yang jauh lebih tinggi dari biasanya, menurut Eko, juga telah menjadi alarm bagi pemerintah.

"Artinya pemerintah jangan hanya mengendalikan harga bahan pangan, tetapi juga harga kelompok transportasi yang memang jauh lebih sulit untuk dikendalikan," kata Eko.

Oleh karena itu, Eko memperkirakan puncak inflasi terjadi pada Juni. Hitungannya, tingkat inflasi Juni berpotensi berada pada kisaran 0,8%-0,9% secara bulanan, jauh lebih tinggi dibanding Juni 2018 yang hanya 0,59% secara bulanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×