kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek restorasi gambut dilanjutkan


Kamis, 12 Januari 2017 / 12:03 WIB
Proyek restorasi gambut dilanjutkan


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setahun berdiri, Badan Restorasi Gambut (BRG), pemerintah mengklaim telah melaksanakan program restorasi gambut.

Teten Masduki, Kepala Kantor Staf Presiden mengatakan, tahun 2016, jumlah lahan gambut yang sudah mulai direstorasi mencapai 600.000 hektare (ha). Tahun 2017, restorasi akan dilanjutkan terhadap 400.000 ha lahan gambut lainnya diberbagai wilayah seluruh Indonesia.

Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, salah satu bentuk restorasi lahan gambut tersebut berupa  pembangunan sekat kanal di area gambut. Dia mengklaim bahwa sampai saat ini sudah terbangun sekitar 16.500 sekat kanal di lahan gambut. Pembangunannya dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan kalangan masyarakat.

Upaya restorasi lainnya adalah dengan membangun 2.581 embung dan 516 unit sumur bor di tujuh provinsi yang menjadi target program restorasi gambut ini. Tujuh provinsi tersebut meliputi  Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Siti menyatakan, pembangunan kanal ini memberikan manfaat besar. "Satu sekat kanal bisa membasahi 14 ha gambut, kalau ini dirapikan terus, gambut bisa sehat," katanya, Rabu (11/1).

Nazir Foead, Kepala BRG menambahkan, pemerintah juga membangun saluran air dari sungai kemudian memompanya ke lahan gambut yang kondisinya sudah kritis. "Semacam pola intervensi engineering," katanya.

Selain menggunakan sudut pandang konservasi lingkungan, Nazir mengklaim bahwa program restorasi gambut juga menggunakan pendekatan ekonomi. Cara ini diyakini  menghasilkan manfaat.

Dia menyatakan, BRG bersama dengan petani juga mengembangkan beberapa tanaman budidaya di lahan tersebut. Budidaya antara lain dilakukan dengan mengembangkan tanaman kehutanan maupun pertanian. "Kami sudah mulai  melakukan uji coba, ternyata potensi panennya mencapai 11 ton per hektare dengan dua kali panen selama setahun," katanya.

Sebelumnya, BRG menyiapkan tanaman sagu untuk ditawarkan kepada investor yang ingin menanam di lahan gambut. Upaya ini menjadi salah satu siasat BRG untuk menutupi kekurangan dana restorasi gambut tahun ini yang mencapai Rp 1,44 triliun. Maklum, saat ini, dana yang dimiliki oleh BRG hanya sebanyak Rp 912,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×