Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah menyatakan, walaupun mereka memberikan prioritas kepada Jepang untuk menggarap Proyek Kereta Sedang Jakarta-Surabaya, belum tentu proyek tersebut diberikan ke Negeri Sakura. Luhut Pandjaitan, Menko Kemaritiman mengatakan, pemerintah masih membuka peluang kepada investor lain untuk menggarap proyek tersebut.
Peluang tersebut diberikan kalau nantinya, dalam penawaran yang diberikan, Jepang tidak bisa menawarkan proposal proyek yang berteknologi bagus dan bernilai investasi murah. "Ini bisnis menarik, kalau mereka tidak bisa beri murah, kami cari yang lain," katanya di Jakarta, Selasa (18/10).
Luhut mengatakan, untuk mendapatkan gambaran pasti mengenai nilai investasi proyek tersebut, pemerintah akan membuat pembanding. Mereka akan memerintahkan BPPT untuk membuat studi kelaikan proyek tersebut.
Studi kelaikan rencananya akan didanai dengan dana APBN dan mulai dilakukan Desember nanti. Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan mengatakan, sampai saat ini pemerintah masih belum mengambil keputusan soal pelaksanaan pembangunan Proyek Kereta Jakarta-Surabaya.
Menurutnya, pemerintah masih menunggu proposan penawaran dari Jepang. Budi mengatakan, pemerintah juga belum memutuskan mengenai jenis proyek yang akan dijalankan. "Ini masih inisiasi, bisa sifatnya revitalisasi, atau bangun baru, belum ada putusan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News