Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pemerintah berencana akan menggelar tender terbuka untuk proyek pembangunan jalur kereta api Manggarai–Bandara Soekarno Hatta pada semester dua tahun ini, sehingga proyek ini ditargetkan sudah dapat beroperasi di tahun 2014.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan proyek kereta api bandara ini tengah ditinjau ulang oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), khususnya mengenai jalur yang akan dilewati.
Proyek pembangunan jalur kereta api Manggarai–Bandara Soekarno merupakan salah satu dari proyek transportasi yang ditender pemerintah untuk tahun ini. "Kami maunya mana yang lebih cepat, jadi itu yang diprioritaskan dan kami merencanakan untuk kereta api bandara ini tendernya dibuka pada semester 2 tahun ini,” ujar Bambang usai acara Indonesia International Infrastructure Conference & Exhibition (IIICE) di Jakarta, Rabu (13/4).
Ketika ditanya soal molornya tender proyek tersebut, Bambang beralasan karena mampetnya pembahasan UU Pembebasan Lahan. Padahal menurut dia proyek tersebut masuk dalam lima prioritas infrastruktur di tanah air pada tahun ini.
Empat proyek lainnya yakni pembangunan pembangkit listrik swasta di Jawa Tengah sebesar US$3 miliar, pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu (Sumatera Utara) setara US$ 475 juta, pembangunan pelabuhan kapal pesiar Tanah Ampo, Karang Asem (Bali) senilai US$ 36 juta, dan terakhir pembangunan proyek air bersih Umbulan sebesar US$ 204,2 juta.
Sementara itu, Tundjung Inderawan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan beralasan sama. "Proyek kereta bandara ini masih menunggu UU Pembebasan Lahan yang saat ini masih di DPR,” ujar Tundjung. Begitu undang-undang pembebasan lahan selesai pembahasannya, Tundjung optimistis dapat langsung menjalankan proyek pembangunan kereta api bandara.
Saat ini pihaknya tengah melakukan peninjauan ulang terkait kelayakan teknis kereta bandara ini. Pada saat perencanaan awal desain kereta api bandara, tol bandara masih satu ruas, namun saat ini tol bandara sudah empat ruas. Selain itu, pada desain awal, jalur kereta api bandara masih berada di atas tanah dan sebagian melayang.
“Untuk saat ini, kami memutuskan agar jalur kereta api bandara ini sepenuhnya melayang, tidak lagi di tanah,” tutur Tundjung. Meski demikian, pembebasan lahan tetap dilakukan untuk sepanjang jalur.
Dengan adanya perubahan konsep jalur kereta tersebut menurut Tundjung, perlu ada penyesuaian khususnya menaikkan anggaran pembangunan proyek menjadi Rp10 triliun dari semula Rp 4,6 triliun. "Kemenhub sebetulnya telah menetapkan rute yang ingin digunakan, yaitu menggunakan rel melayang di rute Manggarai – Bandara Soekarno Hatta melalui Angke-Pluit, sehingga biaya investasi membengkak dari Rp 4,6 triliun menjadi Rp 10 triliun," ujarnya.
Dari Rp10 triliun tersebut, lanjut Tundjung, pemerintah hanya bisa membiayai sebesar Rp 3,2 triliun dulu, di mana Rp 1,5 triliun di antaranya untuk pembebasan lahan dan Rp1,7 triliun untuk konstruksi. "Kekurangan dana lainnya akan diperoleh dari investor, baik asing maupun dalam negeri," ujarnya.
"Kita sudah memperoleh dana untuk pembangunan proyek kereta api bandara ini sebesar Rp 450 miliar, tapi karena UU pembebasan lahan belum keluar jadi belum direalisasikan," ujarnya
Untuk menutupi kekurangan dana dan mempercepat proyek tersebut, pemerintah akan segera menggelar lelang terbuka untuk investor pembangunan proyek kereta api bandara ini. “Kami akan segera melelang setelah sebelumnya kami review terlebih dahulu, kami targetkan lelang sudah bisa dilakukan sebelum akhir tahun ini,” kata Tundjung. Adapun perusahaan yang telah lolos prakualifikasi tender sebelumnya adalah PT Railink, China Harbour (China), dan Mitsui (Jepang).
Spesifikasi Proyek Kereta Soekarno Hatta-Manggarai
Panjang | 33 km (jalan layang seluruhnya) |
Rute | Stasiun Manggarai – St. Dukuh Atas – St. Tanah Abang – St. Angke – St. Pluit – Bandara Soekarno Hatta (6 stasiun) |
Investasi | Rp10 triliun dengan pola PPP (public private partnership), pemerintah danai Rp 3,2 triliun, yakni Rp 1,5 triliun untuk pembebasan lahan dan Rp 1,7 triliun untuk konstruksi. Sisanya dari investor. |
Kondisi rel | Double track (rel ganda), melayang |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News