Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Setelah mengalami kemunduran dari target awal, Proyek jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang atau yang dikenal dengan Casablanca ditargetkan rampung pada akhir November dan akhir tahun 2013 ini bisa dioperasikan untuk mengurai kemacetan.
"Harapannya, JLNT telah dapat dilintasi oleh umum, setidaknya pada November atau akhir tahun ini. Kami pun terus meminta kepada kontraktor agar mempercepat pengerjaan," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemprov DKI, Manggas Rudi Siahaan, Senin (9/9).
Menurutnya, bagian pengerjaan yang belum terselesaikan adalah pemasangan segmented box girder (SBG) di tempat yang sempit. Untuk pengerjaan paket Mas Mansyur dikerjakan oleh PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi.
"Ruang yang sempit untuk dilewati alat-alat berat menjadi salah satu faktor yang membuat waktu bekerja penyelesaian konstruksi ini tak bisa secepat paket lainnya," ujarnya.
Ia bilang pengecoran atau pekerjaan yang berat itu baru bisa dilakukan menjelang tengah malam. Kendala-kendala seperti itu yang membuat pekerjaan ini lebih lama.
Alat penyangga dari Taiwan
Agar mempercepat penyelesaian pengerjaan proyek itu, pihak Istaka Karya bahkan mendatangkan alat penyangga berat yang dibeli dari Taiwan.
Alat berat itu dibutuhkan karena kontraktor tidak bisa sembarangan melakukan pengecoran jalan. Terlebih kondisi jalan di sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, termasuk jalan padat kendaraan bermotor, terutama pada jam-jam sibuk.
Tahun ini Pemprov DKI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 98 miliar. Dana tersebut digunakan untuk menyelesaikan pembangunan paket 1 Sudirman-Casablanca Rp 64 miliar, penyelesaian pembangunan pintu masuk di ruas Jalan Casablanca Rp 12,5 miliar, dan penyelesaian pembangunan paket Satrio Rp 21,5 miliar.
Pengerjaan proyek ini telah dimulai sejak 2010 yang dikerjakan dalam beberapa paket. Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi, paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya, dan paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Istaka Karya, Kasman Muhammad memprediksi proyek yang dibangun sejak tahun 2010 ini akan rampung pada November.
"Akhir November selesai sesuai dengan kontrak yang kami miliki pada Pemprov DKI," katanya.
Ia pun mengklaim, pada akhir Oktober nanti konstruksi fisik sudah rampung dan sisa satu bulan akan dimanfaatkan untuk melakukan finishing seperti pengaspalan dan lain-lain," katanya.
Kasman menambahkan dari total 17% sisa pekerjaan yang belum selesai saat Pemprov DKI memerintahkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada akhir April kini sudah rampung sebanyak 10%. "Utang Pemprov DKI sebesar Rp 24 miliar saat itu juga sudah dibayar sebelum bulan puasa kemarin," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News