Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Jakarta Tollroad Development (JTD) pemegang konsesi enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta mengakui bahwa proyek 6 jalan tol yang akan dibangun tidak akan sepenuhnya mengatasi kemacetan Jakarta. Namun, proyek 6 ruas jalan tol tersebut dapat menambah rasio luas jalan di Jakarta yang masih kecil.
Frans Sunito, Direktur Utama PT JTD mengatakan, rasio luas jalan di Jakarta dibanding luas lahan hanya 6,27%. Dia bilang rasio tersebut sangat kecil jika dibandingkan negara lain di Asia. Contohnya rasio jalan di Guangzhou, China sebesar 14,82%; di Seoul, Korea Selatan 15,54%; dan di Singapura sebesar 10%.
Frans meyakini, pembangunan 6 ruas tol di Jakarta tersebut dapat menambah jumlah rasio jalan tanpa harus banyak membebaskan lahan karena mayoritas jalan tol tersebut berupa jalan layang (elevated). "Kalau enam tol tersebut jadi, maka akan menambah 0,3% ruas jalan di Jakarta," ujarnya saat diskusi transportasi di Taman Ismail Marzuki, Selasa (28/5).
Frans berharap pembangunan 6 ruas tol dapat beriringan dengan pengembangan transportasi massal yang ada di ibukota tersebut. Dia sendiri menyatakan kesiapan untuk memulai konstruksi pertamanya pada awal tahun 2014.
Dia menolak kalau pembangunan 6 ruas tol tersebut dianggap memfasilitasi penggunaan kendaraan pribadi. Pasalnya, JTD juga merencanakan untuk membuat bus rapid transit (BRT) di dalam jalan tol tersebut.
"Kalau jalan tol tidak dibangun, toh masyarakat tetap beli kendaraan pribadi. Jika jalan tol dibangun awal tahun depan (2014) pun baru akan selesai di tahun 2017," jelas Frans.
Sebagai informasi, total keenam ruas tol tersebut mempunyai panjang 69,77 kilometer (km). Rinciannya, Semanan-Sunter sepanjang 20,23 km, Sunter Pulo Gebang 9,44 km, Duri Pulo-Kampung Melayu 12,65 km, Ulujami-Tanah Abang 8,7 km, Kemayoran-Kampung Melayu 9,6 km, dan Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 km.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News