kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek infrastruktur Rp 570 T tanpa APBN


Jumat, 17 Februari 2017 / 17:00 WIB
Proyek infrastruktur Rp 570 T tanpa APBN


Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah identifikasi proyek-proyek infrastruktur melalui skema Pembiayaan Investasi Non APBN (PINA). Dari hasil penyisiran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), setidaknya terdapat beberapa proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp 570 triliun yang siap dikerjakan dengan skema PINA tersebut.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, perincian dari proyek yang siap diimplementasikan dengan skema PINA itu antara lain jalan tol sebesar Rp 300 triliun, kilang minyak sebesar Rp 200 triliun dan pelabuhan sekitar Rp 70 triliun.

Meski tidak merinci, proyek-proyek yang dimaksud itu diantaranya ialah jalan tol trans Jawa , jalan tol trans Sumatra , kilang minyak Tuban, kilang minyak Bontang serta kilang minyak Balikpapan.

Untuk tahun ini, Bambang bilang setidaknya ada tiga proyek yang siap dilakukan penyelesaian pembiayaan (financial close). "Mungkin tidak dalam waktu lama lagi, ada beberapa proyek seperti tol, energi dan pelabuhan yang bisa diselesaikan tahun ini financial close-nya," kata Bambang, Jumat (17/2).

Meski masih enggan merinci daftar proyeknya, namun Bambang mengatakan proyek infrastruktur tahun ini yang didorong menggunakan skema pembiayaan PINA adalah yang perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Program PINA didesain untuk mengisi kekurangan pendanaan proyek-proyek infrastruktur prioritas yang membutuhkan modal besar, namun tetap dinilai baik secara komersial. Untuk dapat menjalankan proyek-proyek ini, BUMN dan swasta pengembang infrastruktur harus memiliki kecukupan modal minimum.

Selama ini permodalan BUMN ditopang dan sangat tergantung kepada anggaran pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN). Ruang fiskal APBN saat ini semakin terbatas sehingga dibutuhkan sumber-sumber non APBN dengan memanfaatkan dana kelolaan jangka panjang yang setengah menganggur seperti pada dana-dana pensiun dan asuransi baik dari dalam maupun luar negeri.

Program PINA ini telah berhasil diterapkan pada proyek jalan tol di PT Waskita Toll Road. PINA telah berhasil mendorong pembiayaan tahap awal sembilan ruas jalan Tol senilai Rp 70 triliun, di mana lima diantaranya adalah Tol Trans Jawa.

Dalam pilot program PINA ini, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Taspen (Persero) memberikan pembiayaan ekuitas tahap awal kepada PT Waskita Toll Road sebesar Rp 3,5 triliun sehingga total ekuitas menjadi Rp 9,5 triliun dari kebutuhan 16 triliun.

Program PINA akan mendorong agar kekurangan ekuitas tersebut dapat dipenuhi di tahun ini atau awal tahun depan dengan mengajak berbagai institusi pengelola dana yang ada. Dengan demikian, target agar Tol Trans Jawa terhubung per akhir 2018 dapat terwujud.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespon positif atas terobosan-terobosan untuk mencari skema pendanaan proyek infrastruktur sehingga tidak bergantung pada anggaran pemerintah. "Saya menyambut baik financial closing Waskita tol road sebagai proyek PINA pertama ini," kata Jokowi.

Model pembiayaan infrastruktur yang bersumber dari non anggaran pemerintah menurut Jokowi harus lebih ditingkatkan lagi. Negara-negara tetangga seperti Malaysia sudah terlebih dulu menggunakan dan mengalokasikan dana-dana kelolaan jangka panjang untuk masuk ke bidang infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×