kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Proyek Food Estate Dicecar Saat Debat Cawapres, Begini Respon Mentan Amran


Senin, 22 Januari 2024 / 17:46 WIB
Proyek Food Estate Dicecar Saat Debat Cawapres, Begini Respon Mentan Amran
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra menijau kegiatan food estate berupa tanaman jagung di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon wakil presiden nomor urut dua dan tiga mencecar habis proyek lumbung pangan atau food estate yang ada dibawah tanggung jawab menteri pertahanan Prabowo Subianto.

Menurut Muhaimin dan Mahfud proyek food estate itu hanya gagal, bahkan menjadi boomerang bagi petani dan meninggalkan masyarakat adat.

Menanggapi itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memamerkan hasil dari berbagai proyek yang sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target.

Baca Juga: Apa Itu Food Estate dan Seperti Apa Food Estate di Gunung Mas?

Ia menegaskan jika food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. 

"Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif,” jelas Mentan dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Senin (22/1).

Sebagai contoh, saat ini Food estate di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektare. Untuk Food Estate Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektare telah berhasil panen komoditas hortikultura.

Juga upaya intensifikasi di Kalimantan Tengah berhasil meningkatkan produktivitas di kawasan Pulang Pisau dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Cara Gibran Cegah Impor Pangan, Lanjutkan Food Estate Program Jangka Panjang

Begitu pula di Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan kabupaten Keerom Papua yang telah mampu panen jagung seluas 500 hektare.

“Food estate tersebut sudah berhasil panen. FE Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektar dan singkong seluas 3 hektar. Kita pantau terus lahan tersebut,” jelas Mentan.

Mentan Amran mengatakan, sektor pertanian akan selalu menjadi bantalan ekonomi nasional dan mampu menekan inflasi. 

"Sektor ini pernah mencatat mampu menurunkan inflasi hingga 1,26% pada tahun 2017, sehingga Badan Pangan Dunia (FAO) memberikan apresiasi, dan bahkan keberhasilan swasembada beras mendapatkan apresiasi yang sangat baik," ungkapnya.

Indonesia bahkan sudah menghentikan impor bawang merah sejak 2016, bahkan pada 2017 Indonesia ekspor bawang merah ke enam negara, salah satunya Thailand. 

Lebih lanjut, wasembada beras telah mampu dicapai pada 2018, 2019, dan 2020. Komoditas jagung, telur dan ayam juga swasembada pada tahun 2018. 

Baca Juga: Dicecar Soal Food Estate, Gibran: Memang Ada yang Gagal Tapi Ada yang Berhasil

“Saya ingin mengingatkan bahwa pertanian itu bukan hanya untuk jadi bahan diskusi, namun pertanian itu harus dikerjakan. Turun ke lapangan, dan itu yang kami lakukan di Kementan,” tutup Mentan.

Diberitakan sebelumnya, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD menyinggung soal program food estate dalam menjaga ketahanan pangan dalam negeri. 

Mahfud secara lantang menyebut bahwa program yang digadang sebagai lumbung pangan ini gagal dan seharusnya tidak dilanjutkan karena terbukti merusak lingkungan. 

"Program food estate gagal dan merusak lingkungan yang benar saja, rugi dong kita," kata Mahfud dalam debat Cawapres di JCC Senayang, Minggu (21/1).

Sementara itu, Calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar menyoroti program food estate yang menjadi boomerang bagi petani dan meninggalkan masyarakat adat.

"Food Estate itu terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat, menghasikan konflik agraria bahkan merusak lingkungan," kata Cak Imin sapaan akrabnya saat menyampaikan visi misinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×