Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesadaran soal efisiensi energi dan membangun energi terbarukan harus terus didengungkan. UNDP salah satu NGO memiliki program Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3) yang terus menggenjot program energi terbarukan.
National Project Manager MTRE3 Project, Boyke Lakaseru mengatakan UNDP melalui MTRE3 Project telah mendukung energi terbarukan di Indonesia. Proyek ini mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
“Proyek MTRE3 berjalan selama lima tahun mulai dari 2017 hingga 2022 dengan empat wilayah kerja untuk proyek percontohan Energi Baru Terbarukan (EBT), yaitu provinsi Riau, Jambi, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dan wilayah kerja proyek percontohan Konservasi Energi (KE) di beberapa kota besar; Jakarta, Bali, Makasar, Semarang,” ujar Boyke dalam webinar, Jumat (4/6).
Boyke menjelaskan, kegiatan yang berkaitan dalam mendorong energi berkeadilan dibutukan banyak pihak, agar tercapainya kesetaraan baik laki-laki maupun perempuan.
Menurut dia, mengedepankan pentingnya hak asasi manusia dan keadilan sosial bagi perempuan maupun laki-laki, serta sudut pandang dari tiap gender, penting untuk diterapkan di berbagai bidang pembangunan untuk memastikan pencapaian tujuan sosial dan ekonomi secara seimbang dan tidak ada yang tertinggal. “Misal saja di Jambi. Bidan di desa tertinggal pun bisa lebih mudah menolong ibu hamil untuk melahirkan bayi-nya di malam hari dengan pencahayaan yang memadai dengan adanya akses listrik di desa tersebut,” ucapnya.
Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Sophie Kemkadhze mengatakan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia dapat dijadikan momentum untuk menyoroti pentingnya kolaborasi global, dalam rangka memastikan perlindungan terhadap bumi.
Ia menuturkan, hidup di era konsumsi dan eksploitasi berlebihan dilakukan, bisa mendorong keberadaan bumi menjadi kritis. Kemudian, pandemi covid-19 yang sedang berlangsung juga telah memaksa manusia untuk melakukan perubahan, baik dari cara mengonsumsi hingga berproduksi.
“Kami merangkul era baru inovasi, di mana kami bertransisi ke tingkat emisi nol dan konsumsi energi terbarukan. Pergeseran ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs di Indonesia,” ujarnya.
Sophie menjelaskan, UNDP juga bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (KESDM) dan otoritas bandara di bandara Jakarta dan Bali untuk mengimplementasikan model operasi hemat energi. Menurut dia, kerjasama tersebut merupakan tonggak penting dalam mendukung konservasi energi, pengelolaan sumber daya berkelanjutan yang lebih baik untuk masa depan. Namun demikian, ia menilai, upaya-upaya ini hanya sebagian dari langkah kecil. Aksi di lapangan, sangat diperlukan terutama oleh anak-anak muda.
“Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa menangani isu-isu yang terkait dengan lingkungan harus menempatkan perempuan sebagai pusat solusi. Bukti telah menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya alam oleh perempuan dan laki-laki memiliki efek positif di bidang-bidang seperti pengelolaan kehutanan, yang tentu saja berdampak pada lingkungan secara luas,” jar Sophie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News