kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Program Pemprov DKI terbantu oleh media sosial


Kamis, 05 Desember 2013 / 14:53 WIB
Program Pemprov DKI terbantu oleh media sosial
Drakor Big Mouth dibintangi Lee Jong Suk dan Yoona, salah satu drakor terbaru yang tayang bulan Juli di Disney+ Hotstar Indonesia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perkembangan media sosial bisa membawa manfaat positif maupun negatif bagi masyarakat dan lembaga pemerintah atau pun swasta. Pemerintah Provinsi DKI misalnya memanfaatkan keberadaan media sosial untuk menyampaikan program dan pencapaian yang telah dilakukan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan hal tersebut dalam seminar Tantangan Humas Lembaga, yang diselenggarakan KPK di Balai Kartini, Kamis (5/11). "Perkembangan media sosial ini memudahkan kami untuk merekam secara utuh rapat dan kegiatan gubernur dan wakil gubernur kami diunggah di situs Youtube," tutur pria yang akrab disapa Ahok ini.

Pemprov DKI memiliki alasan mengapa menggugah hasil rapat secara utuh di media sosial, karena pernah mengalami ada pemberitaan di media mengenai kegiatan pemprov yang sepenggal-sepenggal yang mudah digiring untuk kepentingan tertentu.

Tapi bila ada rapat yang berpotensi menuai reaksi negatif, seperti membahas soal lembaga tertentu, maka Ahok tidak menggugah rapat tersebut di Youtube.

Selain itu, Mantan Bupati Bangka Belitung ini mengakui bahwa maraknya media sosial telah membuat namanya dan Gubernur DKI Joko Widodo melambung. Bahkan Jokowi menjadi media darling yang terus diberitakan media. Ahok mengambil contoh, berita tentang dirinya di media online bisa mencapai 2.500 berita dan pemberitaan Jokowi mencapai dua kali lipatnya atau sekitar 5.000 berita per bulan.

Nah, biasanya media online menyediakan tempat bagi pembaca untuk merespons pemberitaan suatu peristiwa di media masing-masing. Ahok mengaku sering membaca komentar itu, baik yang isinya positif maupun yang negatif. Hal itu penting menurutnya karena bisa menjadi masukan bagi Pemprov DKI untuk perbaikan.

Meskipun demikian, tidak sedikit juga komentar negatif dan bernada menghujat ditujukan kepada Ahok dan Jokowi. Kendati demikian, Ahok masih percaya bahwa berkembangnya  penggunaan media online di Indonesia lebih banyak membawa manfaat yang positif ketimbang yang negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×