Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim, hilirisasi nikel yang dilakukan oleh pemerintah, berhasil mendongkrak ekspor nikel Indonesia.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan, ekspor nikel tumbuh sekitar lima kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 2015.
"Jadi, ekspor nikel (HS 75) dengan program hilirisasi berhasil naik lebih dari US$ 4 miliar atau sekitar lima kali lipat dari tahun 2015," tutur Amalia dalam konferensi pers, Selasa (15/8).
Bila menilik ke belakang, program ini diawali dengan langkah besar pemerintah melarang ekspor bijih nikel pada 1 Januari 2020.
Baca Juga: Nilai Ekspor Juli 2023 Naik 1,36% dari Bulan Sebelumnya
Ini dibarengi dengan upaya meningkatkan nilai tambah nikel, lewat program hilirisasi.
Awalnya, pelarangan ekspor bijih nikel sempat menuai kontra yang bahkan memunculkan gugatan Uni Eropa di meja hijau Asosiasi Perdagangan Dunia (WTO).
Namun memang terbukti, hilirisasi nikel yang dilakukan oleh pemerintah membuat nilai ekspor nikel Indonesia melonjak tajam.
Menilik data BPS dari bps.go.id, pada tahun 2020, total nilai ekspor nikel Indonesia tercatat sebesar US$ 808,41 miliar.
Bahkan, ini menurun 0,61% bila dibandingkan total nilai ekspor nikel pada tahun 2019 yang sebesar US$ 813,15 miliar.
Namun, pada tahun 2021, total nilai ekspor nikel Indonesia berhasil melonjak 58,89% yoy menjadi US$ 1,28 miliar.
Kemudian meroket lagi hingga sekitar 362,45% menjadi US$ 5,94 miliar pada tahun 2022.
Baca Juga: Sudah Ekspor Konsentrat Tembaga, Freeport Tetap Bayar Bea Keluar Sesuai Aturan
Sedangkan untuk total niai ekspor nikel pada tahun 2023, dari awal Januari 2023 hingga Juli 2023, sudah mencapai US$ 3,45 miliar.
"Data tersebut memang menunjukkan, bahwa program hilirisasi yang dilakukan dan difasilitasi oleh pemerintah membuat ekspor nikel mengalami peningkatan yang sangat signifikan," tandas Amalia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News