kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Profesor termuda dari UI kini berkantor di Istana


Jumat, 15 Juni 2012 / 15:19 WIB
Profesor termuda dari UI kini berkantor di Istana
ILUSTRASI. Vaksin Covid 19 di Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Firmanzah, kini memiliki jabatan baru. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk dirinya menjadi salah satu staf khusus Presiden bidang ekonomi.

"Memang sejauh ini belum ada bidang ekonomi. Presiden membutuhkan masukannya," kata Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Halim Perdanakusuma, Jumat (15/6).

Sementara itu, Firmanzah mengaku merasa terhormat dengan tawaran baru itu. Mengingat sejauh ini, ia mengaku baru berkecimpung di dunia kampus. "Ini sebuah dunia baru selama ini besar di kampus. Sekarang mendampingi Presiden memberikan masukan dan data perekonomian dalam dan luar negeri," katanya.

Firmanzah bilang, sudah dua hari ini menjabat selaku staf khusus. Bahkan, pada kesempatan Presiden melakukan kunjungan kerja ketiga negara Amerika, Mexico, Brasil dan Ekuador dirinya turut serta.

"Ekonomi salah prioritas dan semua hal masalah ekonomi dan minta dibantu pemikiran dan analisa termasuk KTT G20 di Mexico," katanya.

Setelah menempati posisi di lingkungan Istana. Firmanzah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya selaku Dekan dan fokus menjalani hari-harinya sebagai Staf Khusus Presiden.

Profesor muda itu berkantor di Istana

Perlu diketahui, Firmanzah PhD merupakan salah satu profesor termuda di kampus kuning. Meski terbilang muda, pria ini sudah mendulang banyak pujian dari kalangan intelektual atas prestasinya.

Ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UI sejak 2009, sekaligus menobatkan dirinya sebagai dekan termuda dalam sejarah UI. Saat lulus SMA, Ia kuliah di Fakultas Ekonomi UI dan lulus dalam waktu 3,5 tahun.

Ia sempat menjajal dunia asuransi sebagai analis pasar, sebelum memutuskan kembali ke bangku kuliah, setahun kemudian. Pria yang akrab dipanggil Fiz itu mengambil program S-2 di bidang yang sama dan menyelesaikannya dalam tempo dua tahun.

Ia melanjutkan studi di Universitas Lille di Prancis, merupakan momen titik balik Fiz mengenal dunia yang lebih luas. Ia mendalami bidang strategi organisasi dan manajemen atas beasiswa dari universitas itu.

Fiz juga menjalani studinya pada tingkat doktoral dalam bidang manajemen internasional dan strategis di Universitas Pau and Pays De l’Adour, dan selesai tahun 2005. Karena lulus tercepat di angkatannya, Fiz lantas mendapatkan tawaran beasiswa program doktoral dalam bidang manajemen strategis internasional dari University of Pau et Pays de l" Adour dan meraih PhD pada 2005.

Ia sempat mengajar setahun di almamaternya, sebelum dipanggil pulang oleh dekan FE UI saat itu dijabat oleh Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. Tiga tahun berikutnya, ketika berusia 32 tahun, Fiz terpilih sebagai Dekan ke-14 FE UI periode 2009-2013 yang tercatat sebagai dekan termuda dalam sejarah UI.

Pria yang suka melahap buku-buku filsafat ini mengidolakan filsuf dari Jerman, Schopenhauer. Ia juga mengalahkan kandidat kuat, seperti Prof Sidharta Utama PhD CFA dan Arindra A Zainal Ph.D.

Bahkan sebelum masuk tiga besar kandidat, ia bersaing dengan calon yang jam terbangnya sudah tinggi, seperti Dr Nining Soesilo (kakak kandung mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati), Dr Chaerul Djakman dan Dr Syaiful Choeryanto.

Firmansyah menghabiskan masa kecil hingga SMA di Surabaya. Ibunya, Kusweni, adalah seorang buta huruf yang bercerai ketika usianya dua tahun. Namun, Fiz kecil yang saat itu bercita-cita menjadi astronot, tak lantas minder.

Anak ke-8 dari 9 bersaudara ini justru mempelajari semangat juang tinggi dari sang ibu. Selain intisari hidup terkait dengan kesetiaan, persahabatan dan kasih sayang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×