Reporter: Agus Triyono |
JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) mengingatkan agar pencapaian produksi gabah sebesar 68 juta ton tahun ini tidak meleset lagi. Sebab, kalau sampai meleset maka target pemerintah untuk mencapai surplus beras 10 juta ton bakal semakin berat.
Sebagai gambaran, tahun ini pemerinah menetapkan target produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 67,8 juta ton. Sementara pada tahun depan targetnya lebih tinggi lagi, yakni 72,1 juta ton. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Bappenas beberapa waktu lalu, pencapaian target produksi gabah pada 2011 lalu lebih rendah ketimbang tahun 2010.
Untuk mencapai produksi gabah ini, pemerintah akan membuka sawah baru. Target pembukaan sawah baru pada tahun ini dan tahun depan masing-masing 100.000 hektare (lihat tabel).
Menteri Negara PPN Armida Alisjahbana optimistis, Kementerian Pertanian bisa memenuhi target produksi padi tahun 2012 ini. Apalagi, sampai dengan saat ini posisi pencapaian produksi padi sudah mencapai sekitar 67 juta ton. Artinya untuk mencapai target tinggal kurang 1 juta ton lagi. "Target 2012 ini harus on the track, kalau gagal saya khawatir nanti target 2013 akan susah," kata Armida usai mengikuti rapat koordinasi pangan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu (6/6).
Meskipun demikian Armida tetap berharap agar target produksi beras tersebut bisa benar- benar terwujud. Karena itu, perlu peningkatan koordinasi antar instansi seperti koordinasi dalam hal penyediaan benih maupun pupuk.
Menanggapi ini, Menteri Pertanian Suswono mengatakan instansinya sampai saat ini tetap optimistis bahwa target produksi padi tahun ini akan bisa tercapai dan bahkan terlampaui. Keyakinan ini didasari oleh masih adanya waktu dua kali masa tanam yang bisa digunakan untuk memenuhi target produksi tersebut.
Suswono juga menjamin bahwa segala infrastruktur yang diperlukan untuk memenuhi target produksi beras tahun ini semuanya telah terpenuhi dengan baik. Termasuk mengenai ketersediaan benih dan pupuk.
"Tidak perlu khawatir ada kekurangan pupuk. Yang jelas angka kebutuhan sembilan juta ton sudah terpenuhi sehingga tidak ada alasan lagi kelangkaan pupuk terjadi," kata Suswono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News