kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Priyo Budi dukung petisi tolak pembebasan Corby


Jumat, 07 Februari 2014 / 15:48 WIB
Priyo Budi dukung petisi tolak pembebasan Corby
ILUSTRASI. Drakor Little Women, masih betah menduduki peringkat pertama dalam jajaran top series Netflix hari ini di Indonesia.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso mendukung petisi menolak rencana pemberian pembebasan bersyarat bagi terpidana narkoba asal Australia Schapelle Leigh Corby yang digalang 8 anggota Komisi III DPR.

"Seruan saya pemerintah perlu dengarkan petisi itu. Mungkin petisi itu tidakĀ  punya desakan hukum sebab keputusan akhir murni dari pemerintah tapi anjuran saya dengarkan mungkin ada pesan tersirat dari itu," kata Priyo di gedung DPR Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Kemarin sebanyak 8 Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat RI membuat petisi menolak rencana pemberian pembebasan bersyarat bagi terpidana narkoba asal Australia Schapelle Leigh Corby. Petisi tersebut diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.

Anggota Komisi III dari Fraksi PAN, Taslim Chaniago mengatakan, petisi ini dibuat setelah tersiar kabar bahwa pemerintah mempertimbangkan memberikan pembebasan bersyarat untuk Corby. Menurut Taslim, Komisi III DPR menyesalkan sikap pemerintah yang tidak konsisten dalam memerangi salah satu kejahatan berkategori luar biasa tersebut.

"Kami menyatakan penyesalan dan keberatan dengan kebijakan tersebut. Kami menyesalkan inkonsistensi pemerintah dalam pemberantasan peredaran dan perdagangan narkoba," kata Taslim saat membacakan petisi di depan Amir Syamsuddin seusai Komisi III menggelar rapat kerja bersama Kemenkum dan HAM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Taslim menegaskan, kebijakan pemerintah yang memperhitungkan diberikannya pembebasan bersyarat bagi Corby bertolak belakang dengan tekad Badan Narkotika Nasional yang ingin mewujudkan Indonesia bebas narkoba di 2015.

"Kami prihatin obral grasi para napi narkoba yang bertentangan dengan komitmen moral presiden yang sudah menetapkan bahwa kejahatan narkoba, teroris dan korupsi sebagai kejahatan serius, tetapi tindakan presiden jauh panggang dari pada api," ujarnya.

Ia berharap petisi ini dapat menyulut keseriusan Presiden SBY untuk tidak lagi bersikap lunak pada kejahatan narkoba, teroris, dan korupsi. Hal itu dapat dibuktikan dengan menolak pembebasan bersyarat untuk Corby.

Adapun delapan anggota Komisi III DPR yang menandatangani petisi tersebut adalah Taslim Chaniago (PAN), Eva Kusuma Sundari (PDI-P), Otong Abdurrahman (PKB), Ichsan Sulistyo (PDI-P), Al Muzammil Yusuf (PKS), Deding Ishak (Golkar), Ahmad Kudri Moekri (PPP), dan Andi Azhar Cakra Wijaya (PAN).

Sebelumnya, Amir menegaskan bahwa Corby belum tentu mendapatkan pembebasan bersyarat dari Pemerintah Indonesia lantaran masih ditelaah. Selain Corby, kata dia, Kemenhuk dan HAM juga tengah menelaah pembebasan bersyarat sekitar 1.700 terpidana yang hasilnya akan diumumkan pada Jumat (7/2/2014) hari ini.

Corby termasuk dalam 1.700 tahanan yang akan mendapatkan pembebasan bersyarat berdasarkan rekomendasi yang disampaikan Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) yang dibentuk Kemenhuk dan HAM. Amir akan menandatangani surat pembebasan bersyarat para tahanan tersebut. (Hasanudin Aco)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×