kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Presiden: Penjajahan Palestina harus berakhir


Selasa, 21 April 2015 / 14:02 WIB
Presiden: Penjajahan Palestina harus berakhir
ILUSTRASI. Tentara Israel berdiri di tengah reruntuhan di Jalur Gaza utara, 8 November. REUTERS/Ronen Zvulun


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengatakan, Pemerintah Indonesia akan berusaha keras dalam mengakhiri penjajahan di Palestina. Menurut dia, pada saat negara-negara lain sudah merdeka, hanya Palestina satu-satunya negara yang masih terjajah.

"Palestina adalah satu-satunya negara yang masih dalam penjajahan, masih dalam posisi dijajah. Saya sampaikan tadi, penjajahan di Palestina harus segera diakhiri!" kata Jokowi seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di sela-sela acara Konferensi Asia Afrika, Selasa (21/4).

Untuk mewujudkan itu, Jokowi menyatakan, Pemerintah Indonesia akan menginisiasi pertemuan untuk menindaklanjuti komitmen tersebut. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga akan membangun konsul di Ramallah, Palestina, untuk memudahkan upaya membantu Palestina menjadi negara merdeka.

"Kami minta persetujuan konsul Indonesia di Ramallah. Tadi Perdana Menteri (Palestina) menyampaikan ide itu didukung. Pembukaan konsul itu akan memudahkan langkah berikutnya," ucap Jokowi.

Semenjak KAA digelar pada 1955, saat itu hanya beberapa negara Asia dan Afrika saja yang masih merdeka. Semangat perjuangan melawan kolonialisme membuat negara "dunia ketiga" yang tak masuk dalam blok barat dan blok timur bersatu untuk melawan penjajahan.

Setelah 60 tahun sejak peristiwa itu, semua negara Asia dan Afrika pun telah bebas dari penjajah, kecuali Palestina.

"Palestina menjadi satu-satunya pekerjaan rumah KAA 1955 yang belum selesai," ujar Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto beberapa waktu lalu.

Pada pelaksanaan KAA kali ini, salah satu dokumen yang akan diterbitkan adalah Deklarasi Palestina. Selain memperjuangkan Palestina di KAA, Indonesia juga akan melakukan upaya diplomasi melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Saat ini, Palestina telah diakui sebagai anggota tidak tetap PBB yang menjadi pintu masuk bagi pengakuan negara itu di dunia internasional. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×