Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan secara langsung hunian tetap (huntap) pasca bencana badai siklon tropis seroja di Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (29/12).
Ia hunian tersebut dapat menjadi tempat tinggal yang lebih nyaman dan lebih baik bagi masyarakat. Hunian tersebut dibangun pemerintah dalam rangka relokasi pasca badai siklon tropis seroja yang menyebabkan banyak rumah warga rusak. Selain itu, hunian tersebut juga dibangun di lokasi baru yang jauh dari bantaran sungai.
"Di Kabupaten Bima sebanyak 185 rumah dan di Kabupaten Dompu sebanyak 107 rumah, semuanya sudah selesai," ungkap Jokowi dalam keterangan tertulis, Kamis (29/12).
Selain meresmikan, Ia juga menyerahkan sertifikat hak atas tanah kepada para penerima huntap. Huntap tersebut telah dilengkapi berbagai fasilitas umum (fasum) yang dapat mendukung kegiatan sehari-hari masyarakat.
"Dengan fasilitas umum yang bapak ibu juga lihat, ada masjidnya alhamdulillah dan ada fasum-fasum yang lainnya," tutur Presiden.
Baca Juga: Hari ke-2 di NTB, Jokowi Meninjau Aktivitas Pedagang di Pasar Sila dan Bagi BMK
Dimana Kementerian PUPR melengkapi pembangunan infrastruktur dasar. Diantaranya pembangunan jalan lingkungan dan akses kawasan permukiman, drainase, penerangan jalan umum (PJU), Fasum Fasos (Balai Warga, Pos Jaga, Musholla, Rumah Genset), Ruang Terbuka Publik, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal, jaringan air bersih, air limbah dan sampah kawasan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan huntap ini merupakan komitmen pemerintah dalam penyediaan hunian yang layak bagi masyarakat melalui Program Sejuta Rumah sekaligus pemerataan hasil-hasil pembangunan di seluruh pelosok negeri, terutama di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
“Diharapkan dengan memiliki rumah yang lebih layak, sehat dan nyaman, para penerima bantuan dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik," kata Basuki.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto menjelaskan, pembangunan rumah tersebut menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (RISHA) dengan tipe 36. Huntap dibangun di atas lahan seluas 108 meter per segi.
Adapun masa pelaksanaan pembangunan dimulai pada Mei 2021 dan selesai pada Maret 2022 dengan total biaya pembangunan Rp57,3 miliar.
"Masyarakat telah menghuni di sini sejak awal tahun 2022 dan kami berharap upaya ini dapat memulihkan kembali yang terdampak untuk bisa tinggal di tempat yang lebih aman dan lebih layak," ujar Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News