kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Presiden Jokowi dengarkan curhatan pengemudi ojek online


Sabtu, 12 Januari 2019 / 17:56 WIB
Presiden Jokowi dengarkan curhatan pengemudi ojek online


Reporter: kompas.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah seorang pengemudi ojek online bernama Heri curhat kepada Presiden Joko Widodo mengenai tarif per kilometer yang dinilai terlalu rendah. Curhat itu disampaikan Heri saat maju ke panggung pada acara Silaturahim Pengemudi Transportasi Online, di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1). 

Ada lima pengemudi transportasi online yang ditunjuk ke atas panggung. Saat Jokowi memberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri, Heri tidak hanya sekadar memperkenalkan diri. Ia langsung "tancap gas" mengeluarkan uneg-unegnya. "Nama saya Heri, dari komunitas Jakarta Barat. Saya mau mengeluhkan soal harga tarif Pak...," kata Heri.

Mendengar pernyataan itu, Presiden langsung memotong curhat Heri. "Saya belum tanya, sudah ngomong keluhan kami saja..." kata Jokowi. Sekitar 2.000 pengemudi transportasi tertawa mendengar kelakar Jokowi. 

Jokowi kemudian mempersilakan Heri meneruskan curhatnya.  "Nah ini baru, silakan dilanjutkan," kata Jokowi. Heri mengungkapkan bahwa tarif per kilometer yang telah ditetapkan aplikator terlalu rendah bagi para pengemudi transportasi online. "Masak 5 kilometer, Rp 8.000, Pak. Ya bagaimana caranya lah supaya naik lagi," kata Heri.

Mendengar curhatan Heri, peserta acara bersorak sorai. "Ya enggak apa-apa, namanya kan curhat," kata Presiden. Jokowi mengatakan, ia bisa mengerti persoalan itu. Menurut Jokowi, perusahaan aplikator menetapkan tarif per kilometer didasarkan pada banyak pertimbangan. 

"Kalau penentuannya keliru, terlalu mahal, bisa terjadi ya perusahaan itu tutup. Makanya hati-hati. Perusahaan juga punya kalkulasi," ujar dia. 

"Misalnya ya, ini misalnya saja. Saya minta (tarif per km) itu Rp 9.000 atau Rp 12.000. Kemudian dipaksakan oleh perusahaan, tapi kemudian sekian tahun tidak efektif karena kalah persaingan, apa gunanya?" lanjut dia. (Fabian Januarius Kuwado)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Ojek Online Curhat soal Tarif Per Kilometer kepada Jokowi..."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×