Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akui kalau lagi-lagi meleset dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal II-2020, perekonomian Indonesia tercatat minus 5,32% yoy atau lebih rendah daripada prediksi Kementerian Keuangan yang sebesar minus 4,3% yoy.
"Kuartal dua yang negatif memang lebih dalam dari lower end yang diprediksi Kemenkeu. Ini juga dipengaruhi adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masif pada kuartal II-2020," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, Rabu (5/8) via video conference.
Baca Juga: Ekonomi kontraksi, Apindo: Pemerintah harus tingkatkan kinerja sektor pertanian
Tak mau lama-lama terpuruk, Sri Mulyani pun bilang, kalau pemerintah akan berusaha mati-matian dalam meningkatkan perekonomian di paruh kedua tahun ini. Berbagai strategi telah disusun untuk meningkatkan perekonomian, baik dari sisi demand maupun supply, juga investasi.
Dari sisi permintaan, pemerintah akan membantu dengan terus memperlancar bantuan sosial (bansos) untuk memulihkan daya beli masyarakat. Sementara dari sisi investasi, pemerintah akan meningkatkan persiapan dalam mendorong investasi.
"Ini sebagai antisipasi kalau terjadi pemulihan ekonomi, kita sudah siap untuk menjemput investasi," ujarnya.
Pemerintah juga akan menggenjot infrastruktur dengan melakukan metode padat karya. Ini ditujukan mengembalikan sektor yang menjadi prioritas untuk investasi seperti sektor infrastruktur dan industri manufaktur dengan membuka kawasan industri.
Baca Juga: Ekonomi kuartal II-2020 keok, Gubernur BI: Fase terberat ada di bulan April dan Mei
Kemudian, pemerintah juga akan menanam investasi untuk meningkatkan ketahanan pangan, seperti food estate.
"Belanja pemerintah juga akan dipacu dan kita akan mendorong K/L yang belum selesaikan dokumen anggaran untuk bisa secepatnya. Kita sudah periksa satu per satu dokumen anggaran untuk bisa diselesaikan," tuturnya.
Lebih lanjut, dengan lecutan stimulus tersebut, Sri Mulyani berharap agar perekonomian di kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 bisa bertahan. Di kuartal III-2020, ia berharap pertumbuhan ekonomi bisa lepas dari jeratan pertumbuhan negatif, yaitu di kisaran 0% hingga 0,5% yoy.
Baca Juga: Hindari resesi, penanganan kesehatan disebut sebagai kunci pemulihan ekonomi
Meski, ia juga mengaku kalau probabilitas negatif masih membayang sebab ada sektor-sektor yang mengalami penurunan tajam dan pemulihannya juga pasti butuh waktu.
Sementara itu, di kuartal IV-2020 pemerintah Indonesia bisa tumbuh melejit hingga mendekati 3% yoy dan dengan begitu, keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 bisa terjaga di zona positif, di kisaran 0% hingga 1% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News