kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.778   17,00   0,11%
  • IDX 7.464   -15,87   -0,21%
  • KOMPAS100 1.153   -1,04   -0,09%
  • LQ45 914   0,87   0,10%
  • ISSI 225   -1,16   -0,51%
  • IDX30 472   1,38   0,29%
  • IDXHIDIV20 570   2,55   0,45%
  • IDX80 132   0,07   0,05%
  • IDXV30 140   1,22   0,88%
  • IDXQ30 158   0,44   0,28%

BMKG Prediksi La Nina Akan Terjadi Tahun Ini, Sektor Pangan Terdampak Lagi


Selasa, 05 Maret 2024 / 19:54 WIB
BMKG Prediksi La Nina Akan Terjadi Tahun Ini, Sektor Pangan Terdampak Lagi
ILUSTRASI. BMKG menyebutkan, fenomena La Nina mungkin akan kembali berdampak pada sektor pangan


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina atau hujan ekstrem akan terjadi di semester dua tahun ini. 

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) Supari mengingatkan fenomena La Nina mungkin akan kembali berdampak pada sektor pangan dalam negeri khususnya pada komoditas hortikultura. 

"Saat La Nina bagi tanaman padi mungkin bagi lebih baik, tapi bagi tanaman hortikultura sayur-sayuran, cabai, kentang itu curah hujan berlimpah bisa berdampak," jelas Supari dalam diskusi daring bertajuk Bahan Pokok Mahal: Pentingnya Kebrlanjutan Pangan di Tengah Krisis Iklim, Selasa (5/3). 

Baca Juga: Bapanas: Minyak Goreng Ada Kenaikan Harga Tapi Masih Wajar

Meski begitu untuk saat ini BMKG masih belum dapat meprediksi bagaimana level dari La Nina pada tahun ini. 

Lebih lanjut, Sapari menjelaskan, dalam 10 tahun terakhir kondisi perubuhan iklim ekstrem memang menjadi tantangan di sektor pangan dalam negeri. 

Bahkan pada tahun 2015 dan 2019 ada El-Nino kuat, kemudian selama 2020-2022 terjadi La Nina berturut-turut, berikutnya El-Nino pada tahun 2023 dan tahun ini di prediksi ada La Nina. 

"Jadi kita dalam 10 tahun terakhir lebih sering menghadapi cuaca ekstrem dari pada kondisi normal," kata Supari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×