kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.868   71,00   0,45%
  • IDX 7.155   -6,46   -0,09%
  • KOMPAS100 1.095   0,60   0,05%
  • LQ45 870   -2,06   -0,24%
  • ISSI 217   0,62   0,29%
  • IDX30 445   -1,66   -0,37%
  • IDXHIDIV20 536   -3,67   -0,68%
  • IDX80 126   0,10   0,08%
  • IDXV30 135   -1,07   -0,79%
  • IDXQ30 148   -1,02   -0,68%

PPKM darurat, Kemenkes sebut mobilitas masyarakat menurun


Jumat, 16 Juli 2021 / 18:39 WIB
PPKM darurat, Kemenkes sebut mobilitas masyarakat menurun
ILUSTRASI. Petugas gabungan kepolisian, TNI dan Satpol PP mengalihkan arus kendaraan akibat diberlakukannya titik penyekatan di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (15/7/2021). PPKM darurat, Kemenkes sebut mobilitas masyarakat menurun.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, secara nasional mobilitas masyarakat menurun selama masa PPKM darurat.

Ia menyebut, tren mobilitas ke restaurant, pusat perbelanjaan menurun hingga 19%. Tren mobilitas ke tempat rekreasi dan tempat-tempat umum menurun 18%, mobilitas masyarakat untuk transportasi menurun 48%, dan mobilitas ke tempat kerja menurun 34%.

Kemudian, tren mobilitas untuk tempat bahan makanan dan apotek meningkat 12%. Serta mobilitas untuk area pemukiman meningkat 14% karena lebih banyak orang tinggal di rumah. “Ini secara nasional,” ujar Nadia saat diskusi virtual, Jumat (16/7).

Nadia menerangkan, tren rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit per 100.000 penduduk/minggu. Ia menyebutkan, hampir semua provinsi cenderung trennya meningkat dibandingkan kondisi sebelumnya. Hanya Aceh yang kelihatannya menurun, akan tetapi perlu disikapi secara hati-hati karena kemungkinan banyak kasus yang tidak terlaporkan terkait hal tersebut.

Baca Juga: Bisnis perjalanan wisata lumpuh terdampak PPKM darurat

Ia menjelaskan, sebanyak 11 provinsi berada pada level 4 yakni terdapat lebih dari 30 kasus/100.000 penduduk/minggu yang dirawat di rumah sakit. Lalu, sebanyak 19 provinsi berada pada level 3 yakni terdapat 10 – 30 kasus/100.000 penduduk/minggu yang dirawat di rumah sakit.

“Jadi ini gambarannya dan tentunya ini menjadi perhatian kita. 5 provinsi tertinggi peningkatan tren rawat inap antara lain DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Papua Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau,” ujar dia.

Selain itu, pada 6 Juli 2021 sebanyak 6 provinsi yang menerapkan PPKM darurat berada pada level 4 dan 1 provinsi berada pada level 3. Namun, data per 14 Juli menunjukkan bahwa sebanyak 7 provinsi di Jawa – Bali yang melakukan PPKM darurat berada pada level 4.

Nadia mengatakan, hal tersebut karena testing dan tracing nya meningkat. Jadi semakin banyak kasus positif Covid-19 yang ditemukan.

Ia menerangkan, rata-rata minggu lalu tes/pemeriksaan sebanyak 115.299 orang/hari. Sedangkan rata-rata pemeriksaan minggu ini meningkat menjadi 150.886/hari. Kemarin pemeriksaan harian mencapai 185.321 orang.

Baca Juga: Pemerintah umumkan keputusan tentang perpanjangan PPKM Darurat Senin (19/7)

“Tapi ini masih kurang karena kita memang harus mencapai 350.000 tes sampai 400.000 tes/hari,” ucap dia.

Menurutnya, level situasi tersebut sifatnya dinamis untuk meningkatkan kewaspadaan dalam merespon pandemi yang terjadi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×