kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

PPATK Temukan Transaksi Ilegal Rp 35 triliun di 2022, Mayoritas dari Robot Trading


Kamis, 29 Desember 2022 / 07:13 WIB
PPATK Temukan Transaksi Ilegal Rp 35 triliun di 2022, Mayoritas dari Robot Trading
ILUSTRASI. Kepala PPATK Ivan Yustiavandana (tengah) memaparkan kinerja PPATK 2022, Rabu (28/12).


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan transaksi ilegal mencapai Rp 35 triliun pada tahun 2022.

Ketua PPATK Ivan Yustiavandana dalam acara Refleksi Akhir Tahunan PPATK mengatakan, mayoritas modus yang digunakan adalah menggunakan instrumen robot trading.

"Banyak sekali modusnya, tapi yang paling mengemuka sekarang penggunaan instrumen fintech dan kripto terkait kepentingan ini," kata Ivan dalam Konferensi pers, di Kantor PPATK, Rabu (28/12).

Sementara modus yang lainya yaitu menggunakan voucher yang diterbitkan oleh perusahaan exchanger dengan nominal miliar rupiah.

Selain itu, pelaku mentransfer dana ke perusahan penjual robot trading (U-turn), menyamarkan dana yang berasal dari investasi ilegal melalui sponsorship ke klub sepak bola senilai miliaran rupiah, hingga menggunakan aset kripto sebagai sarana pembayaran fee kepada afiliator.

Baca Juga: PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi Online Capai Rp 81 Triliun di Tahun Ini

Modus lain seperti menghimpun dana dari investor dengan menggunakan modus seolah-olah investor turut serta dalam penyertaan modal usaha, menggunakan perusahaan penyelenggara transfer dana atau perusahaan payment gateway.

Bahkan, menggunakan rekening yang diatasnamakan nominee untuk menampung dana yang berasal dari anggota atau investor investasi ilegal dengan nominal triliunan rupiah.

"Pelaku biasanya juga mengiming - imingi barang mewah untuk menarik minat investor," tandas Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×